A.
Pengertian Akhlak dan Tasawuf
1. Akhlak
Umum : Sikap dan
tingkah laku seseorang yang mencerminkan perilaku baik dan buruk dalam
kehidupannya.
Khusus :
·
Sikap dan perilaku yang dilandasi
pemahaman, keyakinan, seseorang dalam menampilkan perilaku kepribadiannya yang
dipandang baik olehnya.
·
Penerapan sikap, tingkah laku, dan kepribadian
yang menjadi karakteristik keyakinan dan kebiasaan yang dilahirkan dalam
perilaku kehidupannya.
·
Suatu pandangan yang dilandasi keimanan,
syariat, dan penerapan ajaran agama serta moral untuk menjadi manusia yang
berakhlak, berbudi, dan mulia dihadapan manusia dan Allah SWT.
·
Upaya penerapan nilai-nilai yang
dipandang baik untuk menjadi landasan hidup dan interaksi antara manusia dan
manusia, manusia dan alam, dan manusia dengan Khaliknya.
2. Tasawuf
Tasawuf yaitu penerapan ajaran agama
dalam bidang keimanan, syariat, ibadah, akhlak, serta pendekatan diri kepada
Allah yang lebih mendalam, halus, lebih dekat kepada Khalik dalam rangka
mencapai keridhaan dan derajat kemuliaan dari Allah SWT.
B.
Kedudukan, Objek, dan Fungsi Akhlak
1. Kedudukan
Akhlak
Kedudukan akhlak berada pada diri,
sikap, tabiat, tingkah laku, perangai, dan budi pekerti yang berada dan
melekat, serta tercermin dalam setiap gerakan perbuatan manusia. Pada dasarnya,
kedudukan akhlak berada dalam pikiran, pandangan, sikap, perilaku, tindakan, dan
perbuatan manusia dalam kehidupannya ia berada.
Makna akhlak ada 2, yaitu :
a. Sifat-sifat atau tabiat manusia terdidik.
b. Sifat
yang tertanam dalam jiwa yang yang melahirkan berbagai perbuatan yang bernilai
baik dan buruk.
Ilmu
akhlak adalah ilmu yang memberikan tentang sifat baik dan buruk dalm pergaulan
dan interaksi manusia. Ilmu akhlak adalah ilmu yang menentukan baik dan buruk,
terpuji dan tercela, dalam perkataan, sikap, dan perbuatan.
Makna
akhlak sangat dekat dengan istilah etika, moral, dan kesusilaan yang tercermin
ddalam perilaku, dan kepribadian seseorang.
2. Objek
Akhlak
Objek akhlak menurut Dr. Asmaran, MA.
ialah segala perbuatan manusia yang timbul dari orang yang melaksanakan dengan
sadar dan disengaja dan ia mengetahui waktu melakukannya akan akibat dari apa
yang diperbuatnya. Pada intinya objek atau bahasan pokok akhlak menyangkut
sikap, tingkah laku, dan perbuatan manusia dilihat dari segi nilai baik dan
buruknya dalam kerangka etika, moral, dan kesusilaan. Perbuatan yang dimaksud
baik adalah perbuatan baik dalam konteks lahir maupun batin yang tercermin
dalam perilaku, tindakan, dan perbuatan dalam kehidupannya.
3. Fungsi
Akhlak
·
Ilmu akhlak berfungsi memberikan
pemahaman, arah, dan pedoman kepada manusia agar mampu menunjukkan sikap, dan
perbuatan yang bernilai baik dalam kehidupannya.
·
Ilmu akhlak dapat berfungsi memberikan
arah, materi, dan kriteria sikap, perilaku, dan perbuatan yang harus
ditunjukkan manusia agar menjadi manusia beretika, bermoral, dan berakhlak
baik.
·
Ilmu akhlak dapat memberikan landasan,
petunjuk, dan prinsip seseorangf untuk mewujudkan keindahan, kebersihan, dan
kemuliaan lahir maupun batin sehingga mampu menjadi manusia yang menjalankan
amanah kehidupan dari Allah SWT.
C.
Aspek-Aspek Manusia dalam Rangka
Pembentukan Akhlak
1. Jasmani
yang sempurna
Jasmani manusia mempunyai aspek lahiriah
yang meliputi perangkat badan, kepala, tangan, kaki, mata, telinga, mulutr,
hidung, perangkat qalbu/hati, kulit, darah, tulang, sum-sum, rambut, kuku, dan
lain-lain. Semua ini adalah fisik yang tercipta dari proses kejadian dan
penciptaan manusia yang berhungan dengan aspek psikis/ batiniah yang harus
menjadi bagian tanggungjawab manusia dengan Allah SWT.
2. Fisik
baniah yang lengkap, unggul, dan sempurna
a. Mata
yang bisa melihat.
b. Telinga
yang bisa mendengar.
c. Hidung
yang mencium.
d. Mulut
yang bisa berbicara.
e. Akal/otak
yang bisa berfikir.
f. Hati
yang bisa merasa dan memahami.
g. Kulit
yang bisa merasa.
h. Aplikasi
fisik dan psikis kepada suatu emosi.
i.
Integrasi dan gerakan emosional
(intelektual, emosional, dan spiritual).
3. Rohaniah
manusia yang memiliki aspek kejiwaan batiniah sebagai kelengkapan hidup
manusia.
a. Akal
pikir dan pikiran manusia.
b. Nafsu
negatif (amarah).
c. Nafsu
positif ( lawamah, muthmainnah, musallawah, mulhamah, radhiyah, mardhiyah,
kamilah).
d. Qalbu
(hati, jantung, hati sanubari).
·
Dhamirun : tersembunyi
·
Fuadi : banyak manfaat
·
Kabidun : bendanya
·
Luthfun : sumber sifat kehalusan
·
Qolbun : suka berubah-ubah
·
Syirrun : tempat menyimpan rahasia
e. Roh
Roh itu ada dan dengan roh maka manusia
dapat hidup. Roh merupakan hakiki, substansi, esensi, den eksistensi hakikat
kehidupan manusia. Hakikat roh hanya Allah yang mengetahuinya.
4. Fitrah
manusia yang suci, mulia, indah, dan sempurna.
a. Manusia
diciptakan berdasarkan fitrah.
b. Fitrah
manusia merupakan makhluk biologis, individu, religius, sosial, dan susila.
c. Fitrah
merupakan pembawaan hakiki manusia yang mengakui adanya Tuhan, Allah.
d. Fitrah
juga bermakna tabiat dalam diri manusia yang meliputi lima macam, yaitu :
·
Bahimiyah : tabiat binatang jinak
·
Sabi’iyah : tabiat binatang buas
·
Syaitoniah : tabiat syetan
·
Rububiyah : sifat-sifat ketuhanan
·
Ubudiyah : tabiat beribadah/malaikat
D.
Sumber dan dasar Pembentukan Akhlak
1. Sumber
Pembentukan Akhlak
a. Kitab - kitab Allah.
b. Al-Qur’an sebagai kalam Allah.
c. Pemahaman terhadap kitab/kalam Allah.
d. Berbagai perkataan, sikap, perbuatan, dan tindakan
para ambiya I wal mursalin.
e. As-Sunnaturrasul (perkataan, sikap, perbuataan, taqrir
Nabi Muhammad).
f. Sikap dan perbuatan para aulia dan ulama sholeh yang
bersumber dan berlandasan ajaran agama Islam.
g. Kitab-kitab yang berisi soal tafsir, hadis, aqidah,
syariah, fiqih, dan akhlak tasawuf dalam kehidupan beragama.
2. Dasar Pembentukan Akhlak
a. Dasar Al-Qur’an
b. Dasar As-Sunnah
c. Dasar ajaran Islam
d. Dasar dalam bidang aqidah
e. Dasar dalam bidang syariah
f. Dasar dalam kehidupan ibadah
g. Dasar dalam bidang akhlak tasawuf
h. Dasar dalam gerakan amal sholeh
i.
Dasar
jihad dan Al-Birru (kebaikan)
j.
Ayat
dan hadis tentang pentingnya akhlak
E.
Landasan
Prinsip Ajaran dan Nilai Aqidah, Syariat & Ibadah, Akhlak & Tasawuf
dalam Pembentukan Sikap Kepribadian
1. Aqidah
a. Aqidah adalah suatu keyakinan yang dinyatakan dengan
lisan, diyakini dalam hati, dan diterapkan dalam kehidupan.
b. Aqidah
bermakna juga keimanan yang secara mendasar tertuju pada keyakinan akan adanya
Allah, malaikat, kitab-kitab, rasul-rasul Allah, hari akhir, dan qada-qadar
(takdir).
c. Soal
pokok keimanan adalah percaya, meyakini, dan menghayati dengan sungguh-sungguh
akan keEsaan Allah (tauhid/ilahiah), mengenai adanya Allah, asma-Nya,
sifat-Nya, kalam-kalam Allah, af’al Allah, serta berbagai petunjuk dan isyarat
mengenai balasan Allah terhadap manusia.
2. Syarat & Ibadah
a. Syariat berarti jalan yang dilalui. Menurut istilah,
syariat berarti ketentuan/ hukum Allah yang mengatur hubungan manusia dengan
Allah, manusia dengan manusia dan makhluk lainnya, serta aturan yang seyogyanya
diterapkan manusia sebagai Abdullah dan khalifatullah.
b. Syariat
disamping mengatur hubungan dalam kehidupan manusia, juga menjelaskan berbagai
bentuk pengabdian yang disebut ibadah, baik mahmudah maupun ghairu mahdah,
serta soal muamalah dalam kehidupan.
3. Akhlak & Tasawuf
a. Akhlak dan tasawuf pada intinya merupakan penerapan
prinsip, ajaran, dan nilai aqidah dan syariah dalam kehidupan.
b. Akhlak
dan tasawuf pada intinya menerapkan prinsip iman, Islam, dan Ihsan, serta
menghaluskannya dan mempertebalnya dalam berbagai bentuk akidah, syariat, ibadah, zikrullah,
dan perilaku kemuliaan/ keagungan yang bersumber dari sifat dan kemuliaan
Allah.
4. Dalam pemahaman aqidah, tauhid, dan teologi yang
menjadi landasan sikap, pemikiran, dan tindakan dalam kehidupan dan
perkembangan agama Islam terjadi dan terdapat beberapa bentuk dalam aliran atau
teologi.
a. Aliran atau paham Jabariyah ( penyerahan diri secara
menyeluruh kepada Allah).
b. Aliran Qadariyah (mengutamakan peran manusia).
c. Aliran Mu’tazillah ( lebih mengedepankan peran manusia
dalam kehidupan).
d. Aliran Ahlu Sunnah wal Jama’ah ( mengedepankan
Al-Qur’an dan As Sunnah, di mana peran manusia harus lebih porposional).
F.
Akhlak
Mahmudah & Akhlak Mazmumah dalam
Islam
a.
Akhlak
Mahmudah
1.
Al-
Imanu
2.
Al-
Islamu
3.
Al-Ihsanu
4.
At-
Taqwa
5.
As-
Sidqu
6.
Al-
Amanah
7.
At-
Tabligu
8.
Fatonah
9.
Al-
Adlu
10. Al- Istiqomah
11. At- Tawakkal
12. Asy- Syukru
13. Qonaah
14. As- Sobru
15. Al- Ikhlasu
16. Ar- Ridho
17. At- Tawaddu
18. Al- Maslihat
19. As- Salam
20. Al- Ikha’u
21. Ar- Rahmah
22. Ash- Shakha’u
23. At- Ta’awun
24. As- Saja’ah
25. Al- Afwu
26. Al- Haya’u
27. Al- Hilmu
28. Al- Hukmu bil Adli
29. Al- Mur’ah
30. Al- Latifah
31. At- Tadarru
32. Al- Ifafah
33. Al- Khairu
34. Al- Gufron
35. Izzatun Nafsi
36. Al- Khaufu
37. Al- Mahabbah
38. An- Nadhofah
39. Ad- Dhi’afah
40. An- Nisatun
41. Aufu bil Ahdi
42. Al- Birrul Walidaini
43. Az- Zikrullah
44. Az- Zhuhud
45. Zikrul Maut
46. Al- Murahabah
47. Al- Jihaddu
48. Al- Hifzun Nafsu
49. Az- Dzakatu
50. As- Shadaqotu
51. Watawassaubi Haqqi
52. Watawassaubi Shobri
53. Tazkiatun Nafsi
54. Al- Muhasabah
55. At- Tafakur
56. Amal
Ma’ruf
57. Nahi
Munkar
58. Dakwah
bil Hikmah
59. Mauidzatil
Khasanah
60. Wajaadilhum
billadi hiya akhsan
b.
Akhlak Mazmumah
1.
Anaaniah
2.
Al- Bughju
3.
Al- Bukhlu
4.
Al- Buhtan
5.
Al- Khamru
6.
Al- Khiyanah
7.
Azh- Dhulmu
8.
Al- Djubun
9.
Al- Fawahisi
10. Al-
Ghadhap
11. Al-
Ghasyu
12. Al-
Ghibah
13. Al-
Ghina
14. Al-
Ghurur
15. Al-
Hazatud Dunya
16. Al-
Hasad
17. Al-
Hiddu
18. Al-
Ifsaad
19. Al-
Intihaar
20. Al-
Israaf
21. Al-
Istikbaar
22. Al-
kadzbu
23. Al-
Kufron
24. Al-
Liwaathah
25. Al-
Makru
26. An-
Namimah
27. Qatlun
Nafsi
28. Ar-
Ribaa
29. Ar-
Riyaa
30. Asy-
Syikhriyaah
31. As-
Sirqah
32. As-
Syahwat
33. At-
Tabzhier
34. At-
Tanaabazu bil Al-Qaad
G.
Prinsip Umum Akhlak dalam Islam
1. Akhlak
yang utama, baik dan benar, harus didassarkan atas Al- Qur’an dan As- Sunnah,
bukan tradisi atau aliran yang bertentangan dengan ajaran Islam.
2. Akhlak
dalam Islam sangat menghargai eksistensi manusia sebagai manusia yang mulia,
beragama, dan bermoral.
3. Akhlak
dalam Islam sangat mengutamakan landasan manusia yang berstatus fitrah atau
suci mulia untuk menjadi manusia yang suci, beriman, dan beramal sholeh dalam
kedudukan sebagai insanul kamil.
4. Akhlak
dalam Islam sangat mengedepankan keseimbangan, keselarasan, dan keserasian
antara akhlak dengan Allah, sesama manusia, dan makhluk lainnya.
5. Penerapan
akhlak dalam Islam sebenarnya penerapan atau pelaksanaan dari isi Al-Qur’an dan
As- Sunnah.
6. Pelaksanaan
akhlak dalam Islam lebih mengedepankan terwujudnya keselamatan, kemasslahatan,
kebaikan, kearifan, dan keindahan dihadapan Allah, sesama manusia, dan makhluk
lainnya.
7. Penerapan
akhlak dalam Islam harus sejalan bersamaan dan diharapkan terintegrasi dengan
penerapan aqidah, syariat, ibadah, dan muamalat.
8. Penerapan
akhlak dalam Islam pada intinya merupakan pelaksanaan perintah Allah,
menjalankan amanah kehidupan dan semata-mata mengharap ridho Allah.
9. Penerapan
akhlak bersifat pribadi, sosial, dan menyuluruh yang dilaksanakan sesuai
kedudukan dan proporsinya.
10. Akhlak
dalam Islam pada umumnya ingin mewujudkan insanul kamil.
11. Ndvb
12. Hvsagb
13. Beberapa
akhlak utama manusia terhadap sesama manusia :
a. Mencintai
b. Mengasih
sayangi
c. Bersaudara
d. Adil
e. Menghormati
f. Pengertian
g. Tolong
menolong
h. Damai
i.
Rukun
j.
Setia
k. Jujur
l.
Saling menghargai
m. Saling
menasehati
n. Saling
memberi
o. Balas
budi
p. Menjaga
aib
q. Ramah
r.
Bijaksana
14. Akhlak
manusia terhadap alam dan makhluk lainnya :
a. Menjaga
ekosistem
b. Menjaga
kelestarian
c. Memelihara
tumbuhan
d. Menjaga
habitatnflora dan fauna
e. Memanfaatkan
alam secara benar
f. Mengelola
SDA dengan benar
g. Menggunakan
alam sebagai sumber rezeki
h. Menggunakan
alam untuk kesehatan
i.
Menggunakan alam untuk kelangsungan
hidup
j.
Tidak membuat kerusakan yuang berlebihan
H.
Makna dan Asal Usul Tasawuf
1. Makna
Tasawuf
Kata tasawuf berasal dari kata “sufi”
yang artinya lembut atau kain yang terbuat wol. Maksudnya mencerminkan kehalusan,
keindahan, kelembutan kehidupan seseorang dalam menjalankan perintah dan ajaran
agama. Sejalan dengan maklna ini, tasawuf sesungguhnya menerapkan aqidah,
syariat, dan akhlak yang lebih mendalam, sungguh-sungguh, dan halus sebagai
sikap penghambaan diri terhadap Allah SWT.
2. Asal-Usul
Tasawuf di Kalangan Umat Muslim
a. Adanya
penerapan ajaran agama yang dicontohkan para ambiya iwal mursalin dalam
menjalankan esensi hakikat tauhid, syariat, dan akhlak dalam kehalusan
penghambaan dan ibadah kepada Allah.
b. Adanya
upaya penerapan ajaran Islam yang lebih murni dan halus terutama dalam
menerapkan integrassi prinsip Iman, Islam, dan Ihsan dalam kehidupan para kaum
mukminin dan muslimin dalam menjadikan dirinya sebagai abidin yang benar-benar
mengharap keridhaan Allah.
c. Adanya
keinginan untuk memahami dan menerapkan kemurnian aqidah, syariat, akhlak, dan
ibadah dalam menjadikan diri menjadi insan kamil yang benar-benar mampu
melaksanakan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya terutama menjaga belenggu
hawa nafsu dan sangat mencintai dunia, ke arah kesuciaan diri dan kecintaan
kepada Allah.
d. Keinginan
yang mendorong manusia menjadi benar-benar beriman, beribadah, berakhlakul
karimah, berzikir, dan menghubungkan interaksi diri dalam hubungan yang mesra
dengan Allah SWT.
e. Adanya
upaya untuk memurnikan penerapan ajaran agama dari berbagai paham agama lain
yang bersumber dari kalam Allah dan sunnah rasul, hadis, perilaku nabi dan
sahabat, para aulia dan ulama melalui metode penerapan syariat, tarikat,
hakikat, dan ma’rifat.
I.
Tasawuf dalam Al-Qur’an dan As- Sunnah
1. Landasan
utama tasawuf adalah Al-Qur’an dan As-Sunnah yang sangat menekankan kebenaran,
kesuciaan, dan keindahan tauhid sebagai dasar fitrah beragama.
2. Dalam
Al-Qur’an sangat banyak petunjuk, hikmah/pelajaran, ajaran, nilai, dan riwayat
keutamaan orang yang benar-benar beriman (mukminun al-Haq) yang menjadi suri
teladan bagi kehidupan manusia.
3. Dalam
Al-Qur’an dan As-Sunnah sangat menekankan kedalaman keimanan, tegaknya syariah,
dan kemuliaan akhlak, serta kesungguhan berjihad, dan kekayaan amal sholeh.
4. Ajaran
Al-Qur’an dan As-Sunnah senantiasa menginginkan terwujudnya insanul kamil yang
tercermin dalam kedudukan sebagai mukmin, muslim, muttaqin, abidin, syakirin,
shobirin, mutawakkilin, muhlisin, dan muhsinin.
5. Banyak
ayat dan hadis menunjukkan betapa mulianya orang-orang beriman (mukmin),
muslim, orang-orang yang berakhlakul karimah, orang-orang yang berzikir dan
beribadah, serta orang-orang yang beramal sholeh. Semuanya akan mendapat
rahmat, ampunan, kassih sayang, keridhaan, dan balasan yang besar dengan
berbagai kenikmatan dari Allah SWT.
6. Dalamm
Al-Qur’an dan As- Sunnah sangat banyak perintah dan anjuran agar manusia terus
berada dalam jalan yang benar, jalan sunnatullah, menjaga diri lahir dan
bathin, menggunakan akal dan panca indra. Semuanya dalam rangka memahami,
mengenal, dan menerapkan prinsip tauhid dan ibadah, serta zikir atass
kekuasaan, kemuliaan, dan kebesaran Allah SWT.
7. Landasan
utama dalam memahami ajran Islam dalam kerangka akhlak dan tasawuf harus berangkat
dari pondassi keimanan, syariat, ibadah, zikrullah, akhlakul karimah, jihad dan
amal sholeh, serta ihsan dan mengharap ridho Allah.
8. Beberapa
induk dalam memahami dan menerapkan tasawuf yang bersumber dari konsep
keislaman, keimanan, ibadah dan zikir, akhlakul karimah, jihad dan amal sholeh,
serta konsep kebaikan dan keikhlasan.
9. Dalm
kerangka iman, Islam, dan akhlakul karimah sering arah tasawuf secara lebih
khusus diorientasikan kepada beberapa inti sari akhlak tasawuf yang lebih
spesifik dan halus meliputi penerapan iman dan ihsan, dalam bentuk upaya
mensucikan, menghaluskan, dan mengindahkan sikap perilaku ke dalam induk atau
inti sari akhlak ;
a. Taubat
b. Sabar
c. Syukur
d. Tawakkal
e. Zuhud
f. Khauf
g. Mahabbah
h. Ikhlas
i.
Tawaddu
j.
Takwa
k. Ridho
l.
Fakru
m. Wara
n. Zikrullah
o. Ma’rifah
p. Muraqabah
q. Mujahadah
r.
Musyahadah
s. Muhasabah
t.
Qonaah
10. Beberapa
pendekatan utama dalam penerapan akhlak tasawuf meliputi pendekatan keimanan, syariat dan ibadah,
akhlakul karimah, zikrullah, jihad dan amal sholeh, serta pendekatan amaliah
melalui nilai tauhid, asma, dan sifat Allah.
J.
Penerapan
Ilmu Tasawuf dalam Kehidupan
1. Al- Qur’an dan As-Sunnah sebagai dasar dan sumber
utama ilmu dan penerapan tasawuf.
2. Kehidupan Nabi Muhammad, para ambiya i wal mursalin,
para sahabat, dan aulia Allah merupakan contoh-contoh utama dalam penerapan
tasawuf.
3. Mengenal Allah (tauhid), menjalankan syariat, dan
memperhalus akhlak enantiasa menjadi prinsip utama dalam penerapan ilmu
tasawuf.
4. Memahami dan mengenal Allah dalam kerangka tauhid
al-asma, tauhid al-sifat, tauhid al-af’al, dan tauhid, al- zat, senantiasa
menjadi prinsip dasar dalam berfikir, bersikap, dan berbuat dalam kehidupan
para ahli tasawuf.
0 komentar:
Posting Komentar