RSS

[Sosiology] Pendekatan dan Dinamika Kelompok- Kelompok Sosial dalam Masyarakat


KATA PENGANTAR


Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Segala puji syukur hanya bagi Allah swt. Hanya kepada-Nya segala makhluk menyembah. Semoga shalawat dan salam tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW. keluaraga, sahabat, serta pengikut beliau hingga akhir zaman.

Alhamdulillah, kami dapat menyelesaikan makalah ini. Adapun isi dari makalah ini kami kutip dari buku ataupun dari situs-situs internet.

Makalah ini menjelaskan tentang “Pendekatan dan Dinamika Kelompok Kelompok Sosial dalam Masyarakat” yang terdiri atas pengertian,macam-macamnya beserta contohnya. Mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat dan dapat kita laksanakan dalam kehidupan kita sehari-hari.


Billahi taufik walhidayah
Wassalamu’alaikum. Wr. Wb



Palangka Raya,   Oktober 2011


Penyusun






DAFTAR ISI

Hal

KATA PENGANTAR
2
DAFTAR ISI
3

BAB I
PENDAHULUAN………………………………..............
5
A.               LATAR BELAKANG……………………..............
B.               RUMUSAN MASALAH………….........................
C.               TUJUAN PENULISAN……………………...........
5
6
6
BAB II
PENDEKATAN DAN DINAMIKA KELOMPOK KELOMPOK SOSIAL DALAM MASYARAKAT.......

7
A.              SEJARAH DINAMIKA KELOMPOK……………
B.               PENGERTIAN DINAMIKA KELOMPOK………
C.               PENDEKATAN- PENDEKATAN DINAMIKA KELOMPOK............................................................
D.              DEFINISI DAN CIRI- CIRI KELOMPOK SOSIAL....................................................................
E.               MACAM- MACAM KELOMPOK.........................
F.                SUMBER- SUMBER MENARIK TIDAKNYA SUATU KELOMPOK.............................................
G.              FUNGSI DINAMIKA KELOMPOK.......................
H.              PENTINGNYA DINAMIKA KELOMPOK DALAM MASYARAKAT......................................
I.                  NILAI- NILAI DALAM DINAMIKA KELOMPOK............................................................
7
8

8

10
11

17

18
18

18
BAB III
PENUTUP……………………………………….............
20
A.        KESIMPULAN……………………………...........
B.         SARAN…………………………………….............
20
20

DAFTAR PUSTAKA……………………………………….

21
































BAB I
PENDAHULUAN

A.     Latar Belakang
Pada awalnya semua manusia lahir seorang diri, tapi pada akhirnya manusia hidup berkelompok. Mengapa manusia tidak bisa hidup seorang diri? Mengapa harus berkelompok dan bermasyarakat?
Dari zaman dahulu hingga sekarang, berapa kali pun dilakukan penelitian tetaplah sama hasilnya. Manusia hidup dalam kelompok. Manusia adalah makhluk sosial yang tak kan bisa hidup tanpa manusia lain. Dalam hal ini kami artikan hidup sebagai manusia yang sebenarnya.
Banyak teori- teori yang dikemukakan para sarjana mengenai sebab manusia itu hidup bersama (berkelompok), diantaranya seperti :
1.         Teori biologis, yaitu hidup bermasyarakat supaya lebih mudah mencari makan, mempertahankan diri, dan melanjutkan keturunan.
2.         Teori imitasi, yaitu manusia bermasyarakat karena meniru orang lain.
3.         Teori organisme, yaitu manusia disamakan dengan sel dalam tubuh. Satu sel tidak berarti apa-apa tanpa ada sel yang lain. Karena itu manusia berkawan/ bermasyarakat.[1]
Dalam hubungan antar manusia selalu timbul reaksi- reaksi. Reaksi- reaksi ini diberikan manusia dengan menyerasikan tindakannya dengan orang lain. Hal ini dikarenakan sejak dilahirkan manusia sudah mempunyai dua hasrat atau keinginan pokok, yaitu :
1.         Keinginan untuk menjadi satu dengan manusia lain di sekelilingnya (yaitu masyarakat).
2.         Keinginan untuk menjadi satu dengan suasana alam sekelilingnya.[2]
Manusia secara biologis tergolong dalam jenis hewan ( mamalia). Namun hewan dan manusia tidak dapat disamakan, karena manusia memiliki akal, sedangkan hewan hanya memiliki naluri dan insting.
Untuk menghadapi dan menyesuaikan diri dengan alam sekelilingnya, manusia membuat kelompok- kelompok sosial. Dengan dasar inilah kami bermaksud membahas “Pendekatan dan Dinamika Kelompok Sosial dalam Masyarakat” sebagai upaya untuk membantu menjelaskan tentang kelompok sosial dan dinamikanya.
B.      Rumusan Masalah
Masyarakat di Indonesia sangat bermacam –macam. Berkaitan dengan ini tentunya kelompok kelompok dalam masyarakat pun beraga. Adapun rumusan masalah yang akn kami bahas dalam makalah ini, adalah :
1.      Apa yang dimaksud dengan dinamika kelompok?
2.      Pendekatan apa saja yang terdapat dalam dinamika kelompok?
3.      Apa macam-macam dari kelompok sosial tersebut?
4.      Apa fungsi dinamika kelompok?
5.      Nilai apa yang bisa diambil dari terbentuknya suatu kelompok?

C.     Tujuan penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini, adalah :
1.         Menambah wawasan pengetahuan tentang dinamika kelompok dan penerapannya.
2.         Sebagai realisasi pemenuhan tugas Sosiology  kepada dosen mata kuliah  yang bersangkutan.














BAB II
PENDEKATAN DAN DINAMIKA KELOMPOK KELOMPOK SOSIAL DALAM MASYARAKAT


A.   Sejarah Dinamika Kelompok
Sejarah dinamika kelompok sebagai cabang ilmu terbagi menjadi 6 (enam) zaman, yaitu :
1.         Zaman Yunani
Menurut ajaran Plato, daya- daya pada individu tercermin dalam struktur masyarakat dengan karakteristik yang berbeda. Kelompok- keloompoik ini memiliki norma- norma yang berfungsi sebagai pemersatu dan pedoman. Hal ini menjadikan kelompok- kelompok tersebut kuat dan tidak mudah terpecah menjadi kelompok yang lebih kecil lagi.
2.         Zaman Liberalisme
Pada zaman ini berkembang cara berfikir yang bebas. Masyarakat merasa kehilangan pedoman dan aturan dalam menjalani hidup. Mereka merasa takut dan tidak pasti dalam menjalani hidup. Akhirnya mereka membentuk Leviatha/ negara yang merupakan suatu kelompok yang memiliki segala aspek yang dibutuhkan.
3.         Zaman Ilmu Jiwa Bangsa- Bangsa
Pada zaman ini Moritz Lazarus dan Stanley Hall mengadakan suatu penyelidikan. Hasil penyelidikan ini mengatakan bahwa pengaruh adat dan bahasa rakyat menimbulkan homogenitas pada masyarakat, sehingga setiap sikap dan tingkah laku anggota masyarakat tidak berbeda satu sama lain.
Teori ini kemudian berkembang, bahwa setiap masyarakat yang mempunyai kesamaan psikologi menjadi suku bangsa tertentu, yang lengkap dengan kepribadian masing- masing. Inilah yang kemudian terkenal dengan teori sosial.[3]
4.         Zaman Gerakan Massa
Gerakan massa adalah gerakan masyarakat yang dibentuk karena pergolakan masyarakat untuk membebaskan diri dan membentuk pemerintahan yang sesuai dengan yang diinginkan. Gerakan yang besar memiliki anggota, norma, pimpinan, dan tujuan yang ingin dicapai. Hal ini sama saja dengan kelompok.
5.         Zaman Psikologi Sosial
Obyek psikologi sosial adalah suatu studi yang mempelajari tingkah laku individu dalam hubungan dengan situasi sosial. Situasi sosial adalah situasi yang mengakibatkan berkumpulnya sejumlah individu pada saat tertentu. Ini artinya bahwa situasi sosial membawa pula adanya kelompok.[4]
6.         Zaman Dinamika Kelompok
Kurt  Lewin telah menyimpulkan bahwa “tingkah laku individu sangat dipengaruhi oleh kelompok yang menjadi anggotanya”. Hal ini menjelaskan bahwa kelompok memang benar-benar mempunyai pengaruh terhadap kehidupan individu.[5]
B.   Pengertian Dinamika Kelompok
1.         Pengertian Dinamika
            Dinamika berarti tingkah laku warga yang satu secara langsung mempengaruhi warga yang lain secara timbal balik. Jadi dinamika berarti adanya interaksi dan interdependensi antra anggota kelompok yang satu dengan anggota yang lain secara timbal balik dan antara anggota dengan kelompok secara keseluruhan.

2.         Pengertian Kelompok
            Kelompok adalah suatu unit yang terdaoat beberapa individu, yang mempunyai kemampuan untuk berbuat dengan kesatuannya dengan cara dan atas dasar kesatuan persepsi.

Jadi, pengertian dinamika kelompok adalah suatu kelompok yang teratur dari dua individu atau lebih yang mempunyai hubungan psikologis secara jelas antara anaggota satu dengan yang lain. Dengan kata lain antar anggota kelompok mempunyai hubungan psikologis yang berlangsung dalam situasi yang dialami secara bersama-sama.

C.   Pendekatan - Pendekatan Dinamika Kelompok
1.         Pendekatan oleh Bales dan Homans[6]
Pendekatan ini mendasarkan pada konsep adanya aksi, interaksi, dan situasi yang ada dalam kelompok. Homans menambahkan, dengan adanya interaksi dalam kelompok, maka kelompok yang bersangkutan merupakan sistem interdependensi, dengan sifat-sifat:
·                     Adanya stratifikasi kedudukan warga
·                     Adanya diferensiasi dalam hubungan dan pengaruh antara anggota kelompok yang satu dengan yang lain
·                     Adanya perkembangan pada sistem intern kelompok yang diakibatkan adanya pengaruh faktor-faktor dari luar.
2.         Pendekatan oleh Stogdill[7]
Pendekatan ini lebih menekankan pada sifat-sifat kepemimpinan dalam bentuk organisasi formal. Stogdill menambahkan bahwa yang dimaksud kepemimpinan adalah suatu proses yang mempengaruhi aktivitas kelompok yang terorganisir sebagai usaha untuk mencapai tujuan kelompok. Kelompok terorganisir yang dimaksud disini adalah kelompok yang tiap-tiap anggotanya mendapat tanggungan dalam hubungannya dengan pembagian tugas untuk mencapai kerja sama dalam kelompok.
3.         Pendekatan dari ahli Psycho Analysis (Sigmund Freud dan Scheidlinger)[8]
Scheidlinger berpendapat bahwa aspek-aspek motif dan emosional memegang peranan penting dalam kehidupan kelompok. Kelompok akan terbentuk apabila didasarkan pada kesamaan motif antar anggota kelompok, demikian pula emosional yang sama akan menjadi tenaga pemersatu dala kelompok, sehingga kelompok tersebut semakin kokoh. Freud berpendapat bahwa di dalam setiap kelompok perlu adanya kesatuan kelompok, agar kelompok tersebut dapat berkembang dan bertahan lama. Kesatua kelompok akan terbentuk apabila tiap-tiap anggota kelompok melaksanakan identifikasi bersama antara anggota yang satu dengan yang lain.
4.         Pendekatan dari Yennings dan Moreno[9]
Yennings mengungkapkan konsepsinya tentang pilihan bebas, spontan, dan efektif dari anggota kelompok yang satu terhadap angota kelompok yang lain dalam rangka pembentukan ikatan kelompok. Moreno membedakan antara psikhegroup dan sosio group sebagai berikut:
·                     Psikhegroup merupakan suatu kelompok yang terbentuk atas dasar suka/tidak suka, simpati, atau antipati antar anggota
·                     Sosio group merupakan kelompok yang terbentuk atas dasar tekanan dari pihak luar.
Yennings menambahkan bahwa pelaksanaan tugas akan lebih lancar apabila pembentukan Sosio group disesuaikan dengan Psikhegroup, dengan memperhatikan faktor-faktor efisiensi kerja dan kepemimpinan dalam kelompok.

D.   Definisi dan Ciri- Ciri Kelompok Sosial
Kelompok sosial (social group) merupakan suatu himpunan atau suatu kesatuan manusia-manusia yang hidup bersama, yang disebabkan oleh adanya hubungan antara mereka yang menyangkut hubungan timbal balik yang saling mempengaruhi dan adanya kesadaran untuk saling tolong menolong.[10] Dari pengertian tersebut, kami menyimpulkan bahwa kelompok sosial adalah suatu perkumpulan orang – orang yang memiliki perasaan, pemikiran, dan keinginan yang sama dalam suatu sistem hidup bersama.
Ciri-ciri kelompok sosial, yaitu :
1.        Menurut Muzafer Sherif [11]:
·                     Adanya dorongan/ motif yang sama pada setiap individu, sehingga terjadi inetraksi sosial sesamanyadan tertuju dalam tujuan bersama.
·                     Adanya reaksi dan kecakapan yang berbeda di antara individu satu dengan yang lain, akibat terjadinya interaksi sosial.
·                     Adanya pembentukan dan penegesan struktur kelpmpok yang jelas, terdiri dari peranan dan kedudukan yang berkembang dengan sendirinya didalam rangka mencapai tujuan bersama.
·                     Adanya penegesan dan peneguhan norma-norma pedoman tingkah laku anggota kelompk yang mengatur intaerksi dan kegiatan anggota kelompok dalam merealisasi tujuan kelompok.

2.      Menurut George Simmel[12] :
·                     Besar kecilnya jumlah anggota kelompok sosial.
·                     Derajat interaksi sosial dalam kelompok sosial tersebut.
·                     Kepentingan dan wilayah.
·                     Berlangsungnya suatu kepentingan.
·                     Derajat organisasi.
E.   Macam-Macam Kelompok[13]
Individu sebagai makhluk sosial tidak bisa dihindarkan dengan interaksi sosial dan bentuk-bentuk interaksi sosial. Individu juga tidak bisa dilepaskan dari situasi tempat ia berada dan situasi ini sangat berpengaruh terhadap kelompok yang terbentuk akibat situasi tersebut. Situasi yang dihadapi individu terbagi menjadi dua macam, yaitu:
1.       Situasi kebersamaan
Situasi kebersamaan didefinisikan sebagai suatu situasi berkumpulnya sekumpulan individu secara bersama-sama. Situasi kebersamaan menimbulkan kelompok kebersamaan, yaitu suatu kelompok individu yang berkumpul pada suatu ruang dan waktu yang sama, tumbuh dan mengarahkan tingkah laku secara spontan. Kelompok ini sering juga disebut massa atau crowd. Menurut kinch, ciri-ciri massa adalah:
·                     Bertanggung jawab dalam waktu yang relatif pendek
·                     Pesertanya berhubungan secara fisik (misal berdesak-desakan)
·                     Kurang adanya aturan yang terorganisir
·                     Interaksinya bersifat spontan
Brown membagi kerumunan massa/ crowd menjadi dua golongan, yaitu Mobs dan Audience. Mobs merupakan suatu kerumunan aktif yang meyebabkan kerusakan-kerusakan, sedangkan Audience merupakan terbentuknya suatu kelompok  karena adanya penggerak yang sama.
2.       Situasi kelompok sosial
Situasi kelompok sosial didefinisikan sebagai suatu situasi ketika terdapat dua individu atau lebih mengadakan interaksi sosial yang mendalam satu sama lain. Situasi kelompok sosial ini akan melahirkan terbentuknya kelompok sosial, artinya suatu kesatuan sosial yang terdiri dari dua orang atau lebih individu yang telah mengadakan interaksi sosial yang cukup intensif dan teratur, sehingga diantara individu sudah terdapat pembagian tugas, struktur, norma-norma tertentu. Kelompok sosial secara umum diikat oleh faktor-faktor berikut ini:
·                     Bagi anggota kelompok, suatu tujuan yang realistis, sederhana, dan memiliki nilai keuntunganbagi individu
·                     Masalah kepemimpinan dalam kelompok cukup berperan dalam menentukan kekuatan ikatan antar anggota
·                     Interaksi dalam kelompok secara seimbang merupakan alat perekat yang baik dalam membina kesatuan dan persatuan anggota.

Kelompok sosial di bagi menjadi tiga, yaitu :
1.         Kelompok sosial yang teratur
Kelompok yang teratur merupakan kelompok yang mempuyai peraturan tegas dan sengaja diciptakan anggota-anggotanya untuk mengatur hubungan antar mereka.[14] Di sini kami mengartikan kelompok sosial yang teratur seperti semacam organisasi baik yang formal maupun informal. Contoh : Perkumpulan pelajar atau mahasiswa (MENWA, KAMMI, LDK, DEMA, dll), LSM, partai politik, instansi pemerintah, dll. Macam-macam Kelompok Sosial yang teratur, yaitu :

a.         Dilihat dari besar kecilnya anggota, yaitu :
·           In-Group
In-Group adalah kelompok sosial di mana anggota kelompok tersebut mengidentifikasikan dirinya dengan kelompoknya. Identifikasi di sini adalah sikap atau proses untuk menyamakan dirinya dengan individu lain. Umumnya dalam In-Group seorang individu bersikap berdasarkan pada rasa simpati dan ingin dekat dengan anggota kelompok yang lain. Contoh : Remaja-remaja yang mengikuti pengajian secara berkala, mereka memiliki perasaan dekat dan rasa simpati satu sama lain.
·           Out-Group
Out-Group adalah kelompok sosial  yang merupakan lawan dari In-Group. Biasanya Out-Group didasari dengan sikap antipati atau yang berwujud antagonisme. Contoh : Lawan-lawan kita saat kita mengikuti suatu lomba.
Dari penjelasan tentang In-Group dan Out-Group dapat ditarik kesimpulan bahwa istilah “kita” atau “kami” menunjukkan adanya artikulsi In-Group, sedangkan “mereka” berartikulasi Out-Group.[15]

b.         Dilihat dari derajat interaksi sosial, yaitu :
·           Kelompok Primer
Kelompok primer adalah kelompok sosial dimana paaara anggotanya saling mengenal dan mempunyai kerjasama yang erat dan bersifat pribadi. Interaksi sosial dalam kelompok ini dilakukan secara tatap muka ( face to face ). Contoh : keluarga.
·           Kelompok Sekunder
Kelompok sosial ini adalah kelompok sosial yang besar tetapi antara anggotanya tidak memiliki hubungan yang erat dan cenderung tidak bertahan lama atau tidak langgeng. Contoh : Jamaah haji atau umroh Indonesia, hubungan mereka hanya bersifat sementara.

c.         Dilihat dari kepentingan wilayah, yaitu :
·           Paguyuban (Gemeinschaft)
Kelompok sosial ini adalah kelompok sosial yang para anggotanya memiliki hubungan batin yang murni, alami, dan bersifat kekal. Biasanya dalam kelompok ini didasari dengan cinta dan rasa kesatuan batin. Contoh : Rukun tetangga dan HIMA KOBAR (Himpunan Mahasiswa Kotawaringin Barat).
·           Patembayan (Gesselscaft)
Kelompok sosial ini bersifat pokok dan dalam jangka waktu yang singkat. Biasanya dalam kelompok ini lebih mengutamakan untung dan rugi. Contoh : hubungan perjanjian antar pedagang, antar perusahaan, dan lain – lain.

d.        Dilihat dari berlangsungnya suatu kepentingan, yaitu :
·           Formal Group
Kelompok sosial ini memiliki aturan yang tegas dan sengaja dibuat oleh para anggotanya untuk mengatur hubungan antar mereka. Contoh : MENWA, dalam organisasi ini mereka memiliki aturan – aturan yang tegas untuk mengatur hubungan antar anggota mereka.
·           Informal Group
Kelompok sosial ini tidak memiliki struktur dan organisasi yang pasti. Contoh : kelompok belajar.

e.         Dilihat dari derajat organisasi, yaitu :
·           Membership Group
Membership group adalah suatu kelompok sosial dimana para anggotanya secara fisik menjadi anggota kelompok tersebut. Contoh : seseorang dalam suatu suku bangsa, orang Batak, orang Dayak, orang Banjar, dan lain- lain.
·           Reference Group
Reference group adalah suatu kelompok sosial yang menjadi acuan seseorang yang bukan anggota kelompok tersebut dalam hal kepribadian atau perilakunya. Contoh : sekelompok artis yang menjadi acuan para remaja dalam hal perilaku atau penampilannya.

2.         Kelompok sosial yang tidak teratur
Kelompok sosial tidak teratur merupakan kebalikan dari kelompok sosial yang teratur. Kelompok ini merupakan kelompok yang tidak mempunyai struktur atau organisasi tertentu. Biasanya kelompok ini terbentuk karena adanya pertemuan yang berulang- ulang. Tidak ada aturan yang kuat dan tegas dalam kelompok ini. Contoh : sekumpulan mahasiswa yang sedang duduk- duduk dibawah pohon sambil mengobrol. Macam- macam kelompok sosial yang tidak teratur, yaitu :
a.         Kerumunan (Crowd)
Kerumunan adalah sekumpulan individu yang berkumpul secara kebetulan pada tempat dan waktu yang bersamaan. Bentuk- bentuk kerumunan, yaitu :
·           Kerumunan yang berartikulasi dengan struktur sosial
Ø  Formal audiences ( pendengar yang formal)
Kerumunan ini memiliki pusat perhatiandan tujuan yang sama, tetapi bersifat pasif. Contoh : penonton di bioskop.
Ø  Planned expressive (kelompok ekspresif yang telah direncanakan)
Kerumunan ini memiliki pusat perhatian yang tidak begitu penting, tetapi memiliki tujuan yang sama dan mendapatkan kepuasan dengan aktivitas tersebut. Contoh : orang- orang yang berpesta, berdansa, dan lain- lain.
·           Kerumunan yang bersifat sementara
Ø  Incovenient aggregations (kumpulan yang kurang menyenangkan)
Individu dalam kerumunan ini menganggap individu- individu lain dalam kerumunan ini adalah penghalang bagi tercapainya suatu tujuan. Contoh : orang- orang yang mengantri tiket kereta api.
Ø  Panic crowds (kumpulan orang- orang yang dalam keadaan panik)
Dalam kerumunan ini orang- orang bersama- sama menyelamatkan diri dari suatu bahaya. Contoh : orang- orang yang lari dari pantai karena ada tsunami.
Ø  Spectator crowds (kerumunan penonton)
Kerumanan ini adalah kerumunan yang tidak direncanakan dan umumnya tidak terkendali. Biasanya kerumunan ini ada karena ingin melihat suatu kejadian tertentu. Contoh : orang- orang yang berkumpul karena ingin melihat korban tabrak lari.
·           Kerumunan yang berlawanan dengan norma hukum (lawless crowds)
Ø  Acting mobs (kerumunan yang bertindak emosional)
Kerumunan ini dalam mencapai suatu tujuan dengan memakai kekuatan fisik atau kekerasan. Contoh : kerusuhan pada tahun 1998.
Ø  Immoral crowds (kerumunan yang bersifat immoral)
Kerumunan ini hampir sama dengan kerumunan ekspresif, bedanya kerumunan immoral ini bertentangan dengan norma masyarakat. Contoh :  orang- orang yang berkumpul untuk mabuk- mabukkan, berjudi, dan lain- lain.

b.         Publik
Publik adalah kelompok yang tidak dalam suatu kesatuan. Interaksi dalam kelompok ini terjadi secara tidak langsung melalui alat komunikasi. Contoh : koran, televisi, radio, dan lain- lain.

3.         Masyarakat Modern ( Modern Community)[16]
Istilah Community dapat diterjemahkan sebagai “masyarakat setempat”, yang menunjukkan pada warga seuah desa, kota, suku, atau bangsa. Secara singkat bahwa masyarakat setmpat adalah suatu wilayah kehidupan sosial yang ditandai oleh suatu derajat hubungan sosial tertentu. Dasar-dasar daripada masyarakat setempat adalah lokalitas dan perasaan masyarakat setempat tersebut.
Adapun faktor yang melatar belakangi timbulnya suatu community, yaitu :
·           Adanya suatu interaksi yang lebih besar di antara anggota-anggota yang bertempat tinggal di saatu tempat daerah dengan batas-batas tertentu.
·           Adanya norma sosial di dalam masyarakat.
·           Adanya ketergantungan antara kebudayaan dan masyarakat yang bersifat normatif.
Community sangat berbeda-beda dalam berbagai hal, misalnya ada community yang hanya terdiri dari 2/3 keluarga yang saling tergantung. Ciri-ciri dari community secara ringkasnya, yaitu :
·           Adanya daerah/batas tertentu.
·           Adanya manusia yang bertempat tinggal.
·           Adanya kehidupan masyarakat.
·           Adanya hubungan sosial antara anggota-anggota kelompoknya.

Masyarakat ini di bagi menjadi 2, yaitu :
a.         Masyarakat Pedesaan (Rural Community)
Dalam masyarakat pedesaan antara anggota yang satu dengan yang lain mempunyai hubungan yang lebih erat dan lebih mendalam daripada hubungan mereka dengan warga masyarakat pedesaan di luar batas-batas wilayahnya. Sistem kehidupannya biasanya berkelompok dengan sistem kekeluargaan dan penduduk masyarakt pedesaan pada umumnya hidup dari pertanian, sekalipun kita melihat adanya tukang kayu dan tukang genteng atau bata, tapi inti dari pekerjaan penduduknya adalah pertanian.
Golongan orang tua pada masyarakat pedesaan pada umumnya memegang peranan yang sangat penting. Orang-orang akan minta pendapat dan nasihat dari mereka bila ada kesulitan. Orang-orang ini berpegang teguh pada tradisi yang kuat,nsehingga sukar mengadakan perubahan yang nyata. Masyarakat ini rasa persatuan erat sekali yang kemudian menimbulkan saling kenal mengenal, dan saling tolong menolong yang akrab. Ditinjau dari sudut pemerintahannya maka hubungan penguasa dengan berlangsung secara tidak resmi. Segala sesuatunya didasarkan atas musyawarah. Singkatnya segala sesuatunya disentrelisasikan pada diri kepala desa tersebur.

b.         Masyarakat Perkotaan (Urban Community)
Pengertian “kota” di sini terletak pada sifat-sifat kehidupannya serta ciri kehidupannya yang berbeda jauh dengan masyarakat pedesaan..
Warga masyarakat kota dalam pemenuhan kebutuhannya sangat berbeda dengan masyarakat pedesaan. Kalau masyarakat pedesaan lebih mementingkan kebutuhanutama seperti makanan, pakaian, dan perumahan. Sedangkan masyarakat kota dalam hubungan dengan kebutuhan hidup sangat berhubungan dengan paandangan masyarakat sekitarnya.
Ciri-ciri yang menonjol pada masyarakat perkotaan, yaitu :
·           Kehidupan keagamaan berkurang bila dibandingkan dengan agama di desa.
·           Orang kota pada umumnya dapat mengurus dirinya sendiri tanpa harus bergantung pada orang lain.
·           Pembagian kerja antara warga kota lebih tegas dan mempunyai batas-batas yang nyata.
·           Kemungkina untuk mendapat pekerjaan juga lebih banyak diperoleh.
·           Biasanya menganut jalan pikiran yang rasional.
·           Adanya pembagian waktu, karena adanya jalan kehidupan yang serba cepat.
·           Peruabahan-perubahan sosial tampak dengan nyata, karena biasanya terbuka dalam menerima pengaruh dari luar.

Dalam pengklasifikasiannya terhadap masyarakat setempat (community) dapat dipergunakan empat kriteria yang saling berhubungan, yaitu :
·           Jumlah penduduk
·           Luas, kekayaan dan kepadatan penduduk daerah pedalaman.
·           Fungsi-fungsi khusus dari masyarakat setempat terhadap selururh masyarakat.
·           Organisasi masyarakat setempast yang bersangkutan.

F. Sumber – sumber Menarik Tidaknya Suatu Kelompok[17]
1.         Sumber – sumber menariknya suatu kelompok:
·           Kelompok sebagai obyek untuk memenuhi kebutuhan, seperti komposisi dari kelompok tersebut, kegiatannya, dan tujuan keloompok tersebut.
·           Kelompok sebagai jalan untuk memenuhi tujuan, karena individu sustu tujuan tertentu di dalam kelompoknya atau di luar kelompoknnya , di mana tujuan tersebut hanya tercapai jika ia masuk kelompok tersebut.
2.         Sumber – sumber menurunnya suatu kelompok:
·           Sering terjadinya disintegrasi dalam kelompok tersebut.
·           Turunnya kepercayaan pada kelompok tersebut.
·           Kelompok tersebut menjadi alat anggota kelompok tertentu.
·           Adanya masalah yang tidak dapat diatasi kelompok itu sendiri.

G.     Fungsi Dinamika Kelompok[18]
·           Individu satu dengan yang lain akan terjadi kerjasama saling membutuhkan (individu tidak dapat hidup sendiri di dalam masyarakat)
·           Dinamika kelompok memudahkan segala pekerjaan (dalam dinamika kelompok ada saling bantu antara anggota satu dengan anggota yang lain)
·           Melalui dinamika kelompok segala pekerjaan yang membutuhkan pemecahan masalah dapat teratasi, mengurangi beban pekerjaan yang terlalu besar, sehingga waktu untuk menyelesaikan pekerjaan dapat diatur secara tepat, efektif dan efisien (dalam dinamika kelompok pekerjaan besar akan dibagi-bagi sesuai dengan bagian kelompoknya masing-masing)
·           Meningkatkan masyarakat yang demokratis, individu satu dengan yang lain dapat memberikan masukan atau berinteraksi dengan lainnya dan memiliki peran yang sama dalam masyarakat.

H.     Pentingnya Dinamika Kelompok dalam Masyarakat[19]
·           Dapat mempelajari cara-cara mengambil keputusan, pencapaian konsensus di dalam kelompok, sistematika kerja kelompok dan mengetahui bagaimana mengatasi perselisihan pendapat.
·           Dapat melihat adanya persepsi yang berbeda diantara anggota kelompok yang akhirnya persepsi tersebut dapat diterima sebagai norma kelompok.
·           Pengalaman dalam menciptakan kerja kelompok dapat dijadikan dasar kerjasama antar unit.
·           Mempermudah dalam pengambilan keputusan.
·           Mempermudah dalam mencapai tujuan.
                                
I.         Nilai – nilai dalam Dinamika Kelompok
·           Nilai pemersatu, menyatukan individu- individu dalam suatu kelompok.
·           Nilai kekerabatan, orang- oarang dalam suatu kelompok akan saling bekerja sama untuk memecahkan suatu masalah.
·           Nilai keakraban, individu- individu dalam suatu kelompok memiliki sifat empati dan mencintai satu sama lain.
·           Nilai baik dan buruk, dalam kelompok sosial ada bannyak sekali nilai baik dan buruk yang dapat diambil walaupun antara kelompok yang satu dan yang lain memiliki nilai yang berbeda. Contoh : masyarakat perkotaan menganggap persaingan sebagai nilai yang baik. Mereka mengannggap itu adalah sesuatu yang dapat membawa suatu penemuan yang baru. Tetapi dalam masyarakat pedesaan hal itu merupakan nilai yang buruk karena hal itu dapat merusak sistem kekerabatan dalam masyarakt pedesaan.





































BAB III
PENUTUP

A.  Kesimpulan
Dari pembahasan tentang dinamika kelompok di atas, kita dapat menyimpulkan bahwa dalam kehidupan bermasyarakat ada berbagai macam kelompok sosial. Dinamika sosial akan selalu ada dalam masyarakat karena dalam masyarakat itu sendiri selalu terjadi perubahan-perubahan. Perubahan-perubahan ini terjadi karena adanya pengendalian sosial yang merupakan harapan dari masyarkat, adanya penyimpangan sosial yang merupakan prilaku yang tercela dan di luar batas toleransi, adanya mobilitas sosial yang merupakan peristiwa di  mana bergerak atau berpindahnya suatu kelompok, serta perubahan sosial dalam suatu masyarakat.
                            
B.  Saran
Mengingat pentingnya mempelajari dinamika kelompok, seperti :
·           Individu tidak mungkin hidup sendri di dalam masyarakat, dimana ia berada.
·           Individu tidak dapat pula bekerja sendiri di dalam kehidupan.
·           Dalam suatu masyarakat yang besar perlu adanya pembagian kerja sebagai pekerjaan dapat terlaksana apabila di kerjakan dalam kelompok kecil.
·           Di dalam masyarakat yang demokratis dapat berjalan baik apabila lembaga sosial dapat bekerja dengan efektif.
·           Semakin banyak di akui manfaat daari adanya penyelidikan yang di tujukan kepada kelompok-kelompok.
Oleh karena itu, kami menyarankan dalam suatu kelompok masyarakat hendaklah kita saling menghargai, bekerja sama, dan bertanggung jawab dengan kesalahan,  serta dapat menerima pendapat orang lain.









                                         DAFTAR PUSTAKA                    
Nasution, Adham, Sosiologi, Bandung : Penerbit Alumni, 1979.
Santosa, Slamet,Dinamika Kelompok, Jakarta: Bumi Aksara, 1999.
Seokanto, Seorjono, Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 1982.
khairilusman.files.wordpress.com/2008/07/dinamika_kelompok2.doc (28 September 2011)


[1]Drs. Adham Nasution, Sosiologi, (Bandung : Penerbit Alumni, 1979), hal. 11
[2]Seorjono Seokanto, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 1982), hal. 100
[3]Drs. Slamet Santosa, M. Pd., Dinamika Kelompok, (Jakarta : Bumi Aksara, 1999), hal. 3
[4]Ibid, hal. 4-5
[5]Ibid, hal. 5
[6]Ibid, hal. 11
[7]Ibid, hal. 11
[8]Ibid, hal. 12
[9]Ibid, hal. 12
[10]http://m.guruagungsuper.webnode.com/news/kelompok-sosial/
[11]Santosa, op.cit., hal. 48
[12]Ibid, hal. 48-49
[13]Ibid, hal. 43-46
[14]http://scooteris.multiply.com/journal/item/11
[15]Ibid
[16]Santosa, op.cit., hal. 64-69
[17]Santosa, op.cit., hal. 78-79
[18]khairilusman.files.wordpress.com/2008/07/dinamika_kelompok2.doc, hal. 6
[19]Ibid, hal. 23-24

0 komentar:

Posting Komentar