Tugas
Sejarah
Kebudayaan Islam
Tokoh pendiri
organisasi islam di indonesia
Disusun
oleh :
Nasrullah
Tajudin
MADRASAH ALIYAH NEGERI MODEL
PALANGKA RAYA
2013
Menjelang kemerdekaan muncul banyak organisasi yang pada dasarnya memperjuangkan
kemerdekaan, meski kemudian banyak yang sangat
memperhatikan pendidikan Islam pasca kemerdekaan. Diantara
oranisasi-organisasi tersebut adalah:
1. Aljamiatul Al-Khairiyah.
Organisasi ini didirikan di Jakarta
pada tanggal 17 Juli 1905. Awalnya organisasi ini didirikan
oleh orang-orang Arab kemudian namun terbuka untuk semua
lapisan masyarakat, dengan tidak mengikat mata pencaharian mereka. Dua bidang yang sangat diperhatikan oleh organisasi ini
adalah pendirian dan pembinaan satu sekolah pada
tingkat dasar dan pengiriman anak-anak muda ke Turki
untuk melanjutkan studi. Dalam pelaksanaannya sekolah dasar yang dibina
mengajarkan berbagai pengetahuan, baik agama maupun
umum, seperti berhitung, sejarah (Sejarah Islam),
Ilmu bumi dan lain-lain. Sedangkan program pengiriman anak-anak
ke Turki mengalami kendala, sebab di Turki sedang terjadi kemelut dan hasilnya pun dianggap kurang efektif.
2.
Al-Ishlah wal Irsyad
Organisasi ini berdiri pada tahun
1914 yang kemudian dikenal dengan Al Irsyad saja. Para
pendirinya adalah orang-orang Arab, sebagaimana pendiri Aljamiatul
Al-Khairiyah, salah satunya adalah Syekh Ahmad Surkati yang pada awalnya dari Aljamiatul Al-Khairiyah.
Yang menjadi perhatian Al-Ishlah wal Irsyad adalah bidang pendidikan, terutama pendidikan bagi orang-orang Arab dan kemudian meluas ke masyarakat umum di Indonesia. Pergerakan organisasi ini ternyata lebih progresif di banding dengan Al-jamiatul Al-Khairiyah. Ini terlihat dengan banyaknya sekolah di Jakarta yang didirikan oleh organisasi ini, seperti sekolah-sekolah tingkat dasar, sekolah guru, takhasus dua tahun. Hal serupa juga terlihat dengan semangatnya para pengurus mendirikan cabang-cabang di berbagai daerah, seperti di Cirebon, Bumiayu, Tegal, Pekalongan, Surabaya, dan Lawang.
Yang menjadi perhatian Al-Ishlah wal Irsyad adalah bidang pendidikan, terutama pendidikan bagi orang-orang Arab dan kemudian meluas ke masyarakat umum di Indonesia. Pergerakan organisasi ini ternyata lebih progresif di banding dengan Al-jamiatul Al-Khairiyah. Ini terlihat dengan banyaknya sekolah di Jakarta yang didirikan oleh organisasi ini, seperti sekolah-sekolah tingkat dasar, sekolah guru, takhasus dua tahun. Hal serupa juga terlihat dengan semangatnya para pengurus mendirikan cabang-cabang di berbagai daerah, seperti di Cirebon, Bumiayu, Tegal, Pekalongan, Surabaya, dan Lawang.
3. Perserikatan Ulama
Perserikatan Ulama didirikan di
Majalengka, Jawa Barat pada tahun 1911. Organisasi ini didirikan dalam rangka menegakkan gerakan
pembaharuan atas inisiatif Kyai haji Abdul Halim. Pada
tahun 1916 dipandang perlu mendirikan lembaga pendidikan
yang lebih modern, maka didirikanlah sekolah dengan
nama Jam'iyat I'anat al-Muta'alimin yang sangat direspon positif oleh guru-guru di daerah tersebut. Pada tahun 1924 Perserikatan
Ulama memperluas daerah operasinya yang meliputi
seluruh Jawa dan Madura, serta tahun 1937 ke seluruh
Indonesia.
4.
Muhammadiyah
Muhammadiyah didirikan pada tanggal
18 Nopember 1912, bertepatan dengan tanggal 18 Dzul
hijjah 1330 H oleh KH. Ahmad Dahlan di Yogyakarta, dengan
tujuan amar ma'ruf nahi munkar yang berakidahkan Islam dan bersumber pada Al-Quran dan Sunah. Menurut Ahmad Dahlan, ada lima
faktor yang menyebabkan ia mendirikan Muhammadiyah,
yaitu:
a) Ia
melihat bahwa umat Islam banyak yang sudah tidak memegang teguh
Al-Quran dan Sunah dalam beramal, sehingga amal mereka tercampur
dengan kemusyrikan, bid'ah, khurafat dan tahayul.
b)
Lembaga-lembaga agama ketika itu tidak efisien, seperti halnya pesantren. Sebagaimana diketahui bahwa pendidikan saat itu
terjadi perpecahan, dimana pendidikan umum (sekuler)
dikembangkan oleh Belanda, sedangkan pendidikan agama
dibina oleh pesantren, dan di sinilah awal pemisahan
istilah ilmu agama dan ilmu umum di Indonesia.
c)
Kemiskinan yang menimpa sebagian besar rakyat Indonesia, terutama kaum buruh, serta enggannya kaum kaya membayar zakat,
sehingga mempertajam jurang pemisah diantar keduanya.
d)
Aktivitas misionaris Katolik dan Protestan semakin giat sejak awal abad ke-19 yang disubsidi oleh Belanda.
e) Secara
umum umat Islam hidup dalam fanatisme yang sempit, taklid buta,
serta berfikir secara dogmatis, kehidupan Islam masih diwarnai dengan konservatisme, formalisme, dan tradisionalisme.
Sebagaimana disebutkan di atas,
bahwa tujuan Muhammadiyah adalah karena kondisi bagsa
dan umat Islam saat itu serta perhatiannya bagi kelangsungan
masa depan umat. Untuk itulah banyak didirikan sekolah-sekolah Muhammadiyah, bahkan sampai saat ini bertebaran di seluruh
penjuru nusantara. Diantar sekolah-sekolah
Muhammadiyah yang tertua adalah:
a). Kweekschool Muhammadiyah,
Yogyakarta;
b). Mu'alimin Muhammadiyah, Solo
dan Yogyakarta;
c). Mu'alimat Muhammadiyah,
Yogyakarta;
d). Zu'ama/ Za'imat, Yogyakarta;
e). Kulliyah Muballigin/
Muballighat, Madang Panjang
f). Tablighschool, Yogyakarta;
g). HIK Muhammadiyah, Yogyakarta;
h). HIS, Mulo, AMS, MI, MTs, Gusta
Muhammadiyah, dan lain-lain.
5.
Mathlaul Anwar (MA)
Mathlaul Anwar (MA) didirikan pada
tanggal 10 Syawal 1334 H, bertepatan dengan tanggal 9
Agustus 1916 M. Di Banten. Organisasi ini bergerak di
bidang pendidikan, dakwah dan sosial yang beraqidahkan Islam ala ahlus sunah wal jama'ah. atas prakarsa KH.
Mas Abdurrahman yang lahir di Pandeglang Banten pada
tahun 1868. Ia pernah berguru kepada Imam Nawawi al_bantani di Arab, lalu di kampung halamannya bergabung dengan seniornya
KH. Enthol, Mohammad Yasin dan KH. Tb. Muhammad
Sholeh. Mathlaul Anwar berkembang pesat khususnya di
daerah Banten, dimana lembaga-lembaga pendidikan
banyak didirikan, mulai tingkat taman kanak-kanak
hingga perguruan tinggi, hingga kini masih eksis di sana.
6. Nahdlatul Ulama (NU)
Nahdlatul Ulama atau NU, merupakan
organisasi Islam terbesar di Indonesia saat ini. NU
didirikan pada tanggal 33 Januari 1926 M bertepatan dengan
tanggal 16 Rajab 1344 H. Di Surabaya. Pendiri NU antara lain : KH Hasyim Asy'ari, KH. Abdul Wahab Abdullah, KH. Bisri, KH.
Ridwan, KH. Nawawi, KH. R. Asnawi, KH. R. Hambali, K
Nakhrawi, KH. Doromuntaha, KH. Alwi Abdul Aziz, dan
lain-lain. Maksud dari pendirian NU antara lain adalah
memegang teguh salah satu dari mandzhab imam yang
empat, yaitu Syafi'i, Maliki, Hanafi, dan Hambali, dan
mengerjakan apa-apa yang menjadi kemaslahatan umat Islam. Ikhtiar untuk mencapai maksud tersebut meliputi:
a)
Mengadakan hubungan dengan ulama-ulama yang bermadzhab sebagaiman
tersebut di atas;
b)
Memeriksa kitab-kitab sebelum digunakan, apakah termasuk dalam kitab ahli sunnah wal jama'ah atau ahli bid'ah;
c)
Menyiarkan agama Islam berdasarkan pada madzhab tersebut;
d)
Memperbanyak madrasah-madrasah yang berasaskan Islam;
e)
Memperhatikan hal-hal yang berhubungan dengan masjid-masjid, surau-surau,
pondok-pondok pesantren, juga perhatiannya terhadap anak
yatim, dan fakir miskin;
f)
Mendirikan badan-badan untuk urusan pertanian, pernigaan, perusahaan
yang tidak bertentangan dengan syariat Islam.
Di bidang pendidikan dan pengajaran
formal, Nahdlattul Ulama (NU) membentuk satu bagian
khusus yang mengelola kegiatan ini, yakni Al-Ma'arif dan
bertugas untuk program pendidikan di lembaga-lembaga pendidikan yang berada di bawah naungan NU. Berdasarkan konferensi besar NU
pada tanggal 23-26 Februari 1954, ditetapkan susunan
sekolah-sekolah NU sebagai berikut:
a). Raudlatul Athfal (RA) setingkat
Taman Kanak-kanak, 3 tahun;
b). SR (Sekolah Rendah) setingkat
SD, 6 tahun;
c). SMP NU, 3 tahun;
d). SMA NU, 3 tahun;
e). SGA NU (SPG), 3 tahun;
f). MMP NU (Madrasah Menengah
Pertama), 3 tahun;
g). MMA NU (Madrasah Menengah
Atas), 3 tahun;
h). Muallimin/ Muallimat NU, 5
tahun.
Dalam perkembangan sekarang
beberapa diantaranya sudah tidak dibuka lagi dan
kemudian lebih banyak dikenal dengan sekolah-sekolah Ma'arif.
7.
Persatuan Islam (Persis)
Persatuan Islam yang kemudian
disingkat dengan PERSIS merupakan salah satu
organisasi Islam di Indonesia yang secara formal didirikan di
Bandung pada tanggal 12 September 1923 M (bertepatan dengan 1 Shafar 1342 H). Adapun gerakan perjuangan
Persis dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
1.
Bidang Keagamaan
a)
Mengarahkan pada Al-Qur'an dan Al-Sunnah
b)
Menghidupkan Ijtihad
c) Membasmi
bid'ah, khurafat, takhayul, taklid, dan syirik
d)
Memperluas tabligh dan dakwah
2.
Sosial dan Politik
a)
Panislamisme
b)
Nasionalisme
3. Bidang Pendidikan
Menurut Deliar Noer sebagaimana
dikutip oleh Toto Suharto, bahwa Persis sejak dahulu
banyak bergerak dibidang pendidikan dan sosial, hal
ini dapat dibuktikan dengan banyaknya kegiatan pendidikan yang
dilakukan Persis, dinataranya: tahun 1924 menyelenggaran kelas pendidikan akidak dan ibadah, 1927 menyelenggaran pendidikan
Islam bagi sekolah-sekolah Belanda, 1930 mendirikan
Pendidikan Islam (Pendis), mendirikan Pesantren
Persis tahun 1936, dan membuka Pesantren Putri di
Bangil tahun 1941.
Di Indonesia
terdapat banyak tokoh muslim yang mempunyai keahlian di berbagai bidang seperti
agama, pendidikan, politik, dan sosial. Mereka memberi andil yang besar bagi
perkembangan Islam dan bangsa Indonesia. Berikut ini adalah nama, masa hidup,
dan ketokohan para tokoh Islam Indonesia abad XIX-XX.
NAMA
|
MASA_HIDUP
|
KETOKOHAN
|
Abbas
Abdullah
|
1883-1957
|
Ulama dan
tokoh pendidikan di Minangkabau (Sumatera Barat
|
Abdul
Halim
|
1887-1962
|
Ulama,
tokoh pembaru di bidang kemasyarakatan dan pendidikan dari Jawa Barat
|
Abdul
Hamid Hakim
|
1893-1959
|
Ulama dan
tokoh pendidikan Islam Sumatera Barat
|
Abdul
Karim Amrullah
|
1879-1945
|
Ulama dari
Minangkabau, Sumatera Barat, dan salah seorang perintis majalah
|
Abdul
Malik Fadjar
|
1939
|
Menteri
Agama Kabinet Reformasi Pembangunan (1998-1999 dan menteri
|
Abdullah
Ahmad
|
1878-1933
|
Ulama,
tokoh pembaru pendidikan Islam Sumatera Barat
|
Abdullah
bin Nuh
|
1905-1987
|
Ulama,
sastrawan, penulis, pendidik, dan pejuang dari Cianjur, Jawa Barat
|
Abdullah
Syafi'i
|
1910-1985
|
Ulama
Betawi, pendiri lembaga asy-Syafi'iah
|
Abdurrahman
Siddiq al-Banjari
|
1857-1939
|
Ulama,
pendidik, mufti Kerajaan Indragiri, penulis, dan guru di Masjidilharam, Mekah
|
Abdurrahman
Wahid
|
1940
|
Cendekiawan,
ketua umum Tanfidziyah PBNU (1994-1999), dan Presiden ke-4 RI, Pendiri PKB
(Partai Kebangkitan Bangsa)
|
Abu Bakar
Atjeh
|
1909-1979
|
Ulama,
penulis buku islam, filsafat, tasawuf, sejarah, dan kebudayaan Aceh
|
Achmad
Siddiq
|
1926-1991
|
Ulama,
Rais Am Syuriah NU (1985-1991), dan pemimpin Ponpes as-Siddiqiyah
|
Achmad
Tirtosudiro
|
1922
|
Ketua Umum
ICMI (1997-2000), cendekiawan, dan ketua DPA (1999-2003)
|
Agus Salim
|
1884-1954
|
Intelektual,
pemimpin politik, diplomat, pejuang Islam asal Sumatera Barat
|
Ahmad
Dahlan
|
1868-1923
|
Pendiri
Muhammadiyah, anggota Budi Utomo, Jam'iat Khair, dan Sarekat Islam
|
Ahmad
Hassan
|
1883-1958
|
Ulama dan
politikus Persatuan Islam (Persis) dan Masyumi
|
Ahmad
Khatib al-Minangkabawi
|
w. 1916
|
Ahli
fikih, ahli hukum Islam, dan ulama Minangkabau (Sumatera Barat)
|
Ahmad
Sanusi
|
1888-1950
|
Tokoh
partai Sarekat Islam (SI) dan pendiri al-Ittihadiat al-Islamiyah, Jawa Barat
|
Ahmad
Soorkati
|
1874-1943
|
Ulama, pendidik,
dan pendiri al-Irsyad
|
Ahmad
Syaikhu
|
1921-1995
|
Tokoh
politik NU dan pendiri Ponpes al-Hamidiyah, Depok (Jawa Barat)
|
Alamsjah
Ratu Perwiranegara
|
1925-1998
|
Menteri
Agama RI Kabinet Pembangunan III (1978-1983)
|
Ali Akbar
|
1915-1994
|
Ilmuwan
dan dokter Muslim
|
Ali Hasjmy
|
1914-1998
|
Ulama,
tokoh Pujangga Baru, dan mantan Gubernur DI Aceh
|
Ali Maksum
|
1915-1989
|
Ulama,
pengasuh Ponpes al-Munawwir Krapyak (DIY), dan Rais AM
|
Ali Yafie
|
1926
|
Ulama,
cendekiawan, dan pengurus MUI serta ICMI Pusat
|
Amien
Rais, Mohammad
|
1944
|
Ketua Umum
PP Muhammadiyah (1995-2000), Pendiri Partai Amanat Nasional (PAN), Ketua MPR
(1999-2004)
|
Arsyad
Thalib Lubis
|
1908-1972
|
Ulama,
mubalig, dan pejuang dari Sumatera Utara
|
As'ad
Syamsul Arifin
|
1897-1990
|
Ulama,
tokoh NU, dan pemimpin Ponpes Salafiyah Syafi'iayh, Situbondo (Jawa Timur)
|
Azhar
Basyir, Ahmad
|
1928-1994
|
Ulama,
cendekiawan, ahli fikih, dosen filsafat Islam UGM, dan ketua umum
|
Bustami
Abdul Gani
|
1912
|
Ulama dan
cendekiawan muslim, dan guru besar IAIN Syarif Hidayatullah, Jakarta
|
Deliar
Noer
|
1926
|
Pemimpin
Parta Umat Islam, rektor IKIP Jakarta (167-1974), dan ahli ilmu politik
|
Diponegoro,
Pangeran
|
1785-1855
|
Ulama,
pangeran Kesultanan Yogyakarta, dan mujahid (pejuang) melawan
|
Fakhruddin,
Abdur Rozzaq
|
1916-1995
|
Ulama dan
ketua PP Muhammadiyah (1968-1990)
|
Faqih
Usman, M.
|
1904-1968
|
Tokoh
Muhammadiyah, Menteri Agama pada Kabinet RI XI dan Kabinet XV
|
Habibie,
B.J.
|
1936
|
Cendekiawan,
ketua umum ICMI (1992-2000), menteri Riset dan teknologi
|
Hadikusumo,
Ki Bagus
|
1890-1954
|
Ulama,
peimpinan Muhammadiyah, anggota BPUPKI, PPKI, dan KNIP
|
HAMKA
|
1908-1981
|
Ulama,
sastrawan, mubalig, dan penulis Tafsir al-Azhar
|
Hamzah Haz
|
1940
|
Ketua Umum
PPP, dan wakil presiden RI (2001-2004)
|
Harun
Nasution
|
1919-1998
|
Guru besar
filsafat Islam IAIN Jakarta dan pembaru pemikiran rasional umat Islam
|
Hasan
Basri
|
1920-1998
|
Ulama,
mubalig, dan ketua umum MUI (1985-1995)
|
Hasan
Mustafa
|
1852-1930
|
Ulama,
pujangga, dan penulis guritan agama dan tasawuf dari Jawa Barat
|
Hasbi
ash-Shiddieqy
|
1904-0975
|
Ulama,
ahli fikih, hadis, tafsir, dan ilmu kalam dari Aceh
|
Hasyim
Asy'ari
|
1871-1947
|
Ulama,
perintis NU, dan pendiri Ponpes Tebuireng
|
Hasyim
Muzadi
|
1944
|
Ketua umum
PBNU mulai 1999
|
Hatta,
Mohammad
|
1902-1980
|
Cendekiawan
muslim, ahli ekonomi, proklamator, dan wakil presiden RI pertama
|
Hazairin
Gelar Pangeran Alamsyah
|
1906-1975
|
Intelektual
muslim, ahli hukum Islam, dan hukum adat istiadat Indonesia
|
Hidayat
Nur Wahid
|
1960
|
Intelektual
muslim, ketua MPR RI periode 1999-2004
|
Ibrahim
Hosen
|
1917-2001
|
Ulama
fikih, pemrakarsa dan rektor (1971-1977) PTIQ dan IIQ di Jakarta
|
Idham
Chalid
|
1921-2004
|
Tokoh NU,
ketua PPP (1973), ketua DPR/MPR RI (1971-1977), ketua DPA
|
Ilyas
Ruchiyat
|
1934
|
Ulama dan
Rais Am Syuriah PBNU (1992-1999)
|
Imam
Bonjol, Tuanku
|
1772-1864
|
Ulama dan
pemimpin Perang Paderi melawan Belanja
|
Imam
Zarkasyi
|
1910-1986
|
Ulama dan
salah seorng pendiri Pondok Modern Gontor
|
Isa An
Anshari, Muhammad
|
1916-1969
|
Ulama dan
politikus Indonesia dari Maninjau, Sumatera Barat
|
Ismail
al-Khalidi an-Naqsyabandi
|
1811-1926
|
Ulama,
penyebar Tarekat Naqsyabandiyah di Sumatera dan Semenanjung Malaka
|
Ismail
Hasan Metareum
|
1929-2005
|
Ketua umum
PPP (1984-1994 dan 1994-1999) dan ketua umum HMI (1957-1960)
|
Jambek,
Muhammad Jamil
|
1860-1947
|
Pelopor
pembaru Islam di Minangkabau dan ahli ilmu falak
|
Jambek,
Sa'adoedin
|
1911-1977
|
Guru, ahli
ilmu hisab dan rukyat Indonesia
|
Jassin,
Hans Bague
|
1917-2000
|
Kritikus,
sastra dan sastrawan Indonesia
|
Kahar
Muzakkir, Abdul
|
1908-1973
|
Intelektual,
tokoh Muhammadiyah dan Masyumi, anggota BPUPKI dan Konstituante
|
Lukman Harun
|
1934-1999
|
Tokoh
Muhammadiyah dan cendekiawan muslim dari Payakumbuh, Sumatera Barat
|
Mahmud
Yunus
|
1899-1982
|
Tokoh
pendidikan dan pemrakarsa PTAIN (Perguruan Tinggi Agama Islam Negeri)
|
Mas Mansur
|
1896-1946
|
Ulama dan
ketua umum PB Muhammadiyah (1936-1942)
|
Masykur
|
1902-1992
|
Toko NU
dan menteri Agama RI selama empat periode
|
Mohamad
Roem
|
1908-1983
|
Tokoh
agama dan politikus
|
Mukti Ali,
A.
|
1923-2004
|
Menteri
Agama RI Kabinet Pembangunan I dan Kabinet Pembangunan II
|
Munawir
Sjadzali
|
1925-2004
|
Menteri
Agama RI Kabinet Pembangunan IV dan Kabinet Pembangunan V
|
Natsir,
Mohammad
|
1908-1993
|
Ulama,
negarawan, dan politikus muslim
|
Nurcholish
Madjid
|
1939-2005
|
Cendekiawan
muslim, tokoh pembaruan Islam, dan pendiri Ponpes al-Furqan
|
Pabbaja,
Muhammad Abduh
|
1928
|
Ulama, pembina
Dar ad-Dakwah wa al-Irsyad (DDI), dan pendiri Ponpes al-Furqon
|
Palimokayo,
Mansoer Daoed Datuk
|
1905-1985
|
Ulama,
toko adat Minangkabau,dan diplomat Indonesia
|
Prawoto
Mangkusasmito
|
1910-1970
|
Tokoh
politik dan pendidikan dari Magelang, Jawa Tengah
|
Quraish
Shihab, Muhammad
|
1944
|
Ulama,
cendekiawan, ahli tafsir Al-Qur'an, rektor dan guru besar IAIN/UIN
|
Rahmah
el-Yunusiyyah
|
1900-1969
|
Tokoh
pendidikan, pendiri Madrasah Diniyah Puteri di Sumatera Barat, dan
|
Raja Ali
Haji
|
1809-1870
|
Ulama dan
sastrawan Melayu dari Riau
|
Rasjidi,
Mohammad
|
1915-2002
|
Filsuf,
ulama, guru besar, dan menteri Agama RI ke-1
|
Rasuna
Said, H.R.
|
1910-1965
|
Pendidik,
pejuang, dan pahlawan nasional
|
Rohana
Kudus
|
1884-1972
|
Perintis
pergerakan wanita Islam dan wartawati
|
Sahal
Mahfudz
|
1937
|
Rais Am
Syuriah PBNU (1999), ketua umum Dewan Pimpinan MUI (2000-)
|
Saifuddin
Zuhri
|
1919-1986
|
Kiai,
pendidik, ulama, aktivis sosial-politik NU, dan menteri Agama RI selama lima
|
Saleh
Darat Semarang, Muhammad
|
1820-1903
|
Ulama dari
Jawa Tengah dan pelopor penerjemahan Al-Qur'an bahasa Jawa
|
Samanhudi
|
1868-1956
|
Pendiri
Sarekat Dagang Islam (SDI) di Solo, Jawa Tengah
|
Singodimedjo,
Kasman
|
1904-1982
|
Pejuang
dan politikus Islam dari Purworejo, Jawa Tengah
|
Subchan
Z.E.
|
1931-1973
|
Tokoh
pembaru politik NU dari Malang, Jawa Timur
|
Sulaiman
ar-Rasuli
|
1871-1970
|
Ulama
ahlusunah wal jamaah dan mazhab syafi'I dan pemimpin tarekat
|
Sutan
Mansur, Ahmad Rasyid
|
1895-1985
|
Ulama dan
tokoh Muhammadiyah dari Sumatera Barat
|
Syafi'I
Ma'arif, A.
|
1935
|
Sejarawan,
ketua PP Muhammadiyah (sejak 2000)
|
Syarifuddin
Prawiranegara
|
1911-1989
|
Politikus
muslim, negarawan, dan pemimpin Pemerintah Darurat Republik
|
Tajul
Arifin, Sahibul Wafa'
|
1915
|
Pemimpin
Pesantren Suralaya, Tasikmalaya, Jawa Barat
|
Tarmizi
Taher
|
1936
|
Dai,
menteri Agama Kabinet pembanguan VI (1998-1998), perwira TNI-AL
|
Taufik
Abdullah
|
1936
|
Sejarawan,
peneliti, dan ketua LIPI (2000-2003)
|
Thaib
Umar, Muhammad
|
1874-1920
|
Ulama
pembaru dan tokoh pembaruan pendidikan Islam dari Sumatera Barat
|
Tjokroaminoto,
Oemar Said
|
1882-1934
|
Tokoh
pergerakan Indonesia dan pemimpin sarekat Islam
|
Wahab
Hasbullah, Abdul
|
1888-1971
|
Ulama Jawa
Timur, pendiri NU, dan pengasuh Ponpes Tambakberas, Jombang
|
Wahid
Hasyim, Abdul
|
1914-1953
|
Ulama,
tokoh NU, dan menteri Agama pada tiga kabinet (1949-19520
|
Zaenal
Mustofa
|
1907-1944
|
Pemimpin
pesantren di Singaparna, Jawa Barat, dan pejuan pada masa
|
Zainal
Muttaqien, Engkin
|
1925-1985
|
Ulama,
mubaliq, pendidik, dan cendekiawan Islam
|
Zainuddin
M.Z.
|
1951
|
Ulama, dai
"sejuta umat", dan ketua Partai Bintang Reformasi
|
Zakiah
Daradjat
|
1929
|
Ahli
pendidikan Islam, guru besar psikoterapi IAIN Jakarta, dan intelektual muslim
|
0 komentar:
Posting Komentar