RSS

Tokoh Pendiri Organisasi Islam di Inddonesia

Tugas
Sejarah Kebudayaan Islam

Tokoh pendiri organisasi islam di indonesia

DEPAG1.jpg

Disusun oleh :
Nasrullah Tajudin


MADRASAH ALIYAH NEGERI MODEL
PALANGKA RAYA
2013
Menjelang kemerdekaan muncul banyak organisasi yang pada dasarnya memperjuangkan kemerdekaan, meski kemudian banyak yang sangat memperhatikan pendidikan Islam pasca kemerdekaan. Diantara oranisasi-organisasi tersebut adalah:
1. Aljamiatul Al-Khairiyah.
Organisasi ini didirikan di Jakarta pada tanggal 17 Juli 1905. Awalnya organisasi ini didirikan oleh orang-orang Arab kemudian namun terbuka untuk semua lapisan masyarakat, dengan tidak mengikat mata pencaharian mereka. Dua bidang yang sangat diperhatikan oleh organisasi ini adalah pendirian dan pembinaan satu sekolah pada tingkat dasar dan pengiriman anak-anak muda ke Turki untuk melanjutkan studi. Dalam pelaksanaannya sekolah dasar yang dibina mengajarkan berbagai pengetahuan, baik agama maupun umum, seperti berhitung, sejarah ‎‎(Sejarah Islam), Ilmu bumi dan lain-lain. Sedangkan program pengiriman anak-anak ke Turki mengalami kendala, sebab di Turki sedang terjadi kemelut dan hasilnya pun dianggap kurang efektif.
2. Al-Ishlah wal Irsyad
Organisasi ini berdiri pada tahun 1914 yang kemudian dikenal dengan Al Irsyad saja. Para pendirinya adalah orang-orang Arab, sebagaimana pendiri Aljamiatul Al-Khairiyah, salah satunya adalah Syekh Ahmad Surkati yang pada awalnya dari Aljamiatul Al-Khairiyah.
Yang menjadi perhatian Al-Ishlah wal Irsyad adalah bidang pendidikan, terutama pendidikan bagi orang-orang Arab dan kemudian meluas ke masyarakat umum di Indonesia. Pergerakan organisasi ini ternyata lebih progresif di banding dengan Al-jamiatul Al-Khairiyah. Ini terlihat dengan banyaknya sekolah di Jakarta yang didirikan oleh organisasi ini, seperti sekolah-sekolah tingkat dasar, sekolah guru, takhasus dua tahun. Hal serupa juga terlihat dengan semangatnya para pengurus mendirikan cabang-cabang di berbagai daerah, seperti di Cirebon, Bumiayu, Tegal, Pekalongan, Surabaya, dan Lawang.
3. Perserikatan Ulama
Perserikatan Ulama didirikan di Majalengka, Jawa Barat pada tahun ‎‎1911.‎ ‎ Organisasi ini didirikan dalam rangka menegakkan gerakan pembaharuan atas inisiatif Kyai haji Abdul Halim. Pada tahun 1916 dipandang perlu mendirikan lembaga pendidikan yang lebih modern, maka didirikanlah sekolah dengan nama Jam'iyat I'anat al-Muta'alimin yang sangat direspon positif oleh guru-guru di daerah tersebut. Pada tahun 1924 Perserikatan Ulama memperluas daerah operasinya yang meliputi seluruh Jawa dan Madura, serta tahun 1937 ke seluruh Indonesia.
4. Muhammadiyah
Muhammadiyah didirikan pada tanggal 18 Nopember 1912, bertepatan dengan tanggal 18 Dzul hijjah 1330 H oleh KH. Ahmad Dahlan di Yogyakarta,‎ ‎ ‎dengan tujuan amar ma'ruf nahi munkar yang berakidahkan Islam dan bersumber pada Al-Quran dan Sunah. Menurut Ahmad Dahlan, ada lima faktor yang menyebabkan ia mendirikan Muhammadiyah, yaitu:
a) Ia melihat bahwa umat Islam banyak yang sudah tidak memegang teguh Al-Quran dan Sunah dalam beramal, sehingga amal mereka tercampur dengan kemusyrikan, bid'ah, khurafat dan tahayul.
b) Lembaga-lembaga agama ketika itu tidak efisien, seperti halnya pesantren. Sebagaimana diketahui bahwa pendidikan saat itu terjadi perpecahan, dimana pendidikan umum (sekuler) dikembangkan oleh Belanda, sedangkan pendidikan agama dibina oleh pesantren, dan di sinilah awal pemisahan istilah ilmu agama dan ilmu umum di Indonesia.
c) Kemiskinan yang menimpa sebagian besar rakyat Indonesia, terutama kaum buruh, serta enggannya kaum kaya membayar zakat, sehingga mempertajam jurang pemisah diantar keduanya.
d) Aktivitas misionaris Katolik dan Protestan semakin giat sejak awal abad ke-19 yang disubsidi oleh Belanda.
e) Secara umum umat Islam hidup dalam fanatisme yang sempit, taklid buta, serta berfikir secara dogmatis, kehidupan Islam masih diwarnai dengan konservatisme, formalisme, dan tradisionalisme.
Sebagaimana disebutkan di atas, bahwa tujuan Muhammadiyah adalah karena kondisi bagsa dan umat Islam saat itu serta perhatiannya bagi kelangsungan masa depan umat. Untuk itulah banyak didirikan sekolah-sekolah Muhammadiyah, bahkan sampai saat ini bertebaran di seluruh penjuru nusantara. Diantar sekolah-sekolah Muhammadiyah yang tertua adalah:
a). Kweekschool Muhammadiyah, Yogyakarta;
b). Mu'alimin Muhammadiyah, Solo dan Yogyakarta;
c). Mu'alimat Muhammadiyah, Yogyakarta;
d). Zu'ama/ Za'imat, Yogyakarta;
e). Kulliyah Muballigin/ Muballighat, Madang Panjang
f). Tablighschool, Yogyakarta;
g). HIK Muhammadiyah, Yogyakarta;
h). HIS, Mulo, AMS, MI, MTs, Gusta Muhammadiyah, dan lain-lain.
5. Mathlaul Anwar (MA)
Mathlaul Anwar (MA) didirikan pada tanggal 10 Syawal 1334 H, bertepatan dengan tanggal 9 Agustus 1916 M. Di Banten. Organisasi ini bergerak di bidang pendidikan, dakwah dan sosial yang beraqidahkan Islam ala ahlus sunah wal jama'ah.‎ ‎ atas prakarsa KH. Mas Abdurrahman yang lahir di Pandeglang Banten pada tahun 1868. Ia pernah berguru kepada Imam Nawawi al_bantani di Arab, lalu di kampung halamannya bergabung dengan seniornya KH. Enthol, Mohammad Yasin dan KH. Tb. Muhammad Sholeh.Mathlaul Anwar berkembang pesat khususnya di daerah Banten, dimana lembaga-lembaga pendidikan banyak didirikan, mulai tingkat taman kanak-kanak hingga perguruan tinggi, hingga kini masih eksis di sana.‎ ‎ ‎
6. Nahdlatul Ulama (NU)
Nahdlatul Ulama atau NU, merupakan organisasi Islam terbesar di Indonesia saat ini. NU didirikan pada tanggal 33 Januari 1926 M bertepatan dengan tanggal 16 Rajab 1344 H. Di Surabaya. Pendiri NU antara lain : KH Hasyim Asy'ari, KH. Abdul Wahab Abdullah, KH. Bisri, KH. Ridwan, KH. Nawawi, KH. R. Asnawi, KH. R. Hambali, K Nakhrawi, KH. Doromuntaha, KH. Alwi Abdul Aziz, dan lain-lain.Maksud dari pendirian NU antara lain adalah memegang teguh salah satu dari mandzhab imam yang empat, yaitu Syafi'i, Maliki, Hanafi, dan Hambali, dan mengerjakan apa-apa yang menjadi kemaslahatan umat Islam. Ikhtiar untuk mencapai maksud tersebut meliputi:
a) Mengadakan hubungan dengan ulama-ulama yang bermadzhab sebagaiman tersebut di atas;
b) Memeriksa kitab-kitab sebelum digunakan, apakah termasuk dalam kitab ahli sunnah wal jama'ah atau ahli bid'ah;
c) Menyiarkan agama Islam berdasarkan pada madzhab tersebut;
d) Memperbanyak madrasah-madrasah yang berasaskan Islam;
e) Memperhatikan hal-hal yang berhubungan dengan masjid-masjid, surau-surau, pondok-pondok pesantren, juga perhatiannya terhadap anak yatim, dan fakir miskin;
f) Mendirikan badan-badan untuk urusan pertanian, pernigaan, perusahaan yang tidak bertentangan dengan syariat Islam.
Di bidang pendidikan dan pengajaran formal, Nahdlattul Ulama (NU) membentuk satu bagian khusus yang mengelola kegiatan ini, yakni Al-Ma'arif dan bertugas untuk program pendidikan di lembaga-lembaga pendidikan yang berada di bawah naungan NU. Berdasarkan konferensi besar NU pada tanggal 23-‎‎26 Februari 1954, ditetapkan susunan sekolah-sekolah NU sebagai berikut:
a). Raudlatul Athfal (RA) setingkat Taman Kanak-kanak, 3 tahun;
b). SR (Sekolah Rendah) setingkat SD, 6 tahun;
c). SMP NU, 3 tahun;
d). SMA NU, 3 tahun;
e). SGA NU (SPG), 3 tahun;
f). MMP NU (Madrasah Menengah Pertama), 3 tahun;
g). MMA NU (Madrasah Menengah Atas), 3 tahun;
h). Muallimin/ Muallimat NU, 5 tahun.
Dalam perkembangan sekarang beberapa diantaranya sudah tidak dibuka lagi dan kemudian lebih banyak dikenal dengan sekolah-sekolah Ma'arif.
7. Persatuan Islam (Persis)
Persatuan Islam yang kemudian disingkat dengan PERSIS merupakan salah satu organisasi Islam di Indonesia yang secara formal didirikan di Bandung pada tanggal 12 September 1923 M (bertepatan dengan 1 Shafar 1342 H).Adapun gerakan perjuangan Persis dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
1. Bidang Keagamaan
a) Mengarahkan pada Al-Qur'an dan Al-Sunnah
b) Menghidupkan Ijtihad
c) Membasmi bid'ah, khurafat, takhayul, taklid, dan syirik
d) Memperluas tabligh dan dakwah
2. Sosial dan Politik
a) Panislamisme
b) Nasionalisme
3. Bidang Pendidikan
Menurut Deliar Noer sebagaimana dikutip oleh Toto Suharto, bahwa Persis sejak dahulu banyak bergerak dibidang pendidikan dan sosial, hal ini dapat dibuktikan dengan banyaknya kegiatan pendidikan yang dilakukan Persis, dinataranya: tahun 1924 menyelenggaran kelas pendidikan akidak dan ibadah, 1927 menyelenggaran pendidikan Islam bagi sekolah-sekolah Belanda, 1930 mendirikan Pendidikan Islam ‎‎(Pendis), mendirikan Pesantren Persis tahun 1936, dan membuka Pesantren Putri di Bangil tahun 1941.


Di Indonesia terdapat banyak tokoh muslim yang mempunyai keahlian di berbagai bidang seperti agama, pendidikan, politik, dan sosial. Mereka memberi andil yang besar bagi perkembangan Islam dan bangsa Indonesia. Berikut ini adalah nama, masa hidup, dan ketokohan para tokoh Islam Indonesia abad XIX-XX.
NAMA
MASA_HIDUP
KETOKOHAN
Abbas Abdullah
1883-1957
Ulama dan tokoh pendidikan di Minangkabau (Sumatera Barat
Abdul Halim
1887-1962
Ulama, tokoh pembaru di bidang kemasyarakatan dan pendidikan dari Jawa Barat
Abdul Hamid Hakim
1893-1959
Ulama dan tokoh pendidikan Islam Sumatera Barat
Abdul Karim Amrullah
1879-1945
Ulama dari Minangkabau, Sumatera Barat, dan salah seorang perintis majalah
Abdul Malik Fadjar
1939
Menteri Agama Kabinet Reformasi Pembangunan (1998-1999 dan menteri
Abdullah Ahmad
1878-1933
Ulama, tokoh pembaru pendidikan Islam Sumatera Barat
Abdullah bin Nuh
1905-1987
Ulama, sastrawan, penulis, pendidik, dan pejuang dari Cianjur, Jawa Barat
Abdullah Syafi'i
1910-1985
Ulama Betawi, pendiri lembaga asy-Syafi'iah
Abdurrahman Siddiq al-Banjari
1857-1939
Ulama, pendidik, mufti Kerajaan Indragiri, penulis, dan guru di Masjidilharam, Mekah
Abdurrahman Wahid
1940
Cendekiawan, ketua umum Tanfidziyah PBNU (1994-1999), dan Presiden ke-4 RI, Pendiri PKB (Partai Kebangkitan Bangsa)
Abu Bakar Atjeh
1909-1979
Ulama, penulis buku islam, filsafat, tasawuf, sejarah, dan kebudayaan Aceh
Achmad Siddiq
1926-1991
Ulama, Rais Am Syuriah NU (1985-1991), dan pemimpin Ponpes as-Siddiqiyah
Achmad Tirtosudiro
1922
Ketua Umum ICMI (1997-2000), cendekiawan, dan ketua DPA (1999-2003)
Agus Salim
1884-1954
Intelektual, pemimpin politik, diplomat, pejuang Islam asal Sumatera Barat
Ahmad Dahlan
1868-1923
Pendiri Muhammadiyah, anggota Budi Utomo, Jam'iat Khair, dan Sarekat Islam
Ahmad Hassan
1883-1958
Ulama dan politikus Persatuan Islam (Persis) dan Masyumi
Ahmad Khatib al-Minangkabawi
w. 1916
Ahli fikih, ahli hukum Islam, dan ulama Minangkabau (Sumatera Barat)
Ahmad Sanusi
1888-1950
Tokoh partai Sarekat Islam (SI) dan pendiri al-Ittihadiat al-Islamiyah, Jawa Barat
Ahmad Soorkati
1874-1943
Ulama, pendidik, dan pendiri al-Irsyad
Ahmad Syaikhu
1921-1995
Tokoh politik NU dan pendiri Ponpes al-Hamidiyah, Depok (Jawa Barat)
Alamsjah Ratu Perwiranegara
1925-1998
Menteri Agama RI Kabinet Pembangunan III (1978-1983)
Ali Akbar
1915-1994
Ilmuwan dan dokter Muslim
Ali Hasjmy
1914-1998
Ulama, tokoh Pujangga Baru, dan mantan Gubernur DI Aceh
Ali Maksum
1915-1989
Ulama, pengasuh Ponpes al-Munawwir Krapyak (DIY), dan Rais AM
Ali Yafie
1926
Ulama, cendekiawan, dan pengurus MUI serta ICMI Pusat
Amien Rais, Mohammad
1944
Ketua Umum PP Muhammadiyah (1995-2000), Pendiri Partai Amanat Nasional (PAN), Ketua MPR (1999-2004)
Arsyad Thalib Lubis
1908-1972
Ulama, mubalig, dan pejuang dari Sumatera Utara
As'ad Syamsul Arifin
1897-1990
Ulama, tokoh NU, dan pemimpin Ponpes Salafiyah Syafi'iayh, Situbondo (Jawa Timur)
Azhar Basyir, Ahmad
1928-1994
Ulama, cendekiawan, ahli fikih, dosen filsafat Islam UGM, dan ketua umum
Bustami Abdul Gani
1912
Ulama dan cendekiawan muslim, dan guru besar IAIN Syarif Hidayatullah, Jakarta
Deliar Noer
1926
Pemimpin Parta Umat Islam, rektor IKIP Jakarta (167-1974), dan ahli ilmu politik
Diponegoro, Pangeran
1785-1855
Ulama, pangeran Kesultanan Yogyakarta, dan mujahid (pejuang) melawan
Fakhruddin, Abdur Rozzaq
1916-1995
Ulama dan ketua PP Muhammadiyah (1968-1990)
Faqih Usman, M.
1904-1968
Tokoh Muhammadiyah, Menteri Agama pada Kabinet RI XI dan Kabinet XV
Habibie, B.J.
1936
Cendekiawan, ketua umum ICMI (1992-2000), menteri Riset dan teknologi
Hadikusumo, Ki Bagus
1890-1954
Ulama, peimpinan Muhammadiyah, anggota BPUPKI, PPKI, dan KNIP
HAMKA
1908-1981
Ulama, sastrawan, mubalig, dan penulis Tafsir al-Azhar
Hamzah Haz
1940
Ketua Umum PPP, dan wakil presiden RI (2001-2004)
Harun Nasution
1919-1998
Guru besar filsafat Islam IAIN Jakarta dan pembaru pemikiran rasional umat Islam
Hasan Basri
1920-1998
Ulama, mubalig, dan ketua umum MUI (1985-1995)
Hasan Mustafa
1852-1930
Ulama, pujangga, dan penulis guritan agama dan tasawuf dari Jawa Barat
Hasbi ash-Shiddieqy
1904-0975
Ulama, ahli fikih, hadis, tafsir, dan ilmu kalam dari Aceh
Hasyim Asy'ari
1871-1947
Ulama, perintis NU, dan pendiri Ponpes Tebuireng
Hasyim Muzadi
1944
Ketua umum PBNU mulai 1999
Hatta, Mohammad
1902-1980
Cendekiawan muslim, ahli ekonomi, proklamator, dan wakil presiden RI pertama
Hazairin Gelar Pangeran Alamsyah
1906-1975
Intelektual muslim, ahli hukum Islam, dan hukum adat istiadat Indonesia
Hidayat Nur Wahid
1960
Intelektual muslim, ketua MPR RI periode 1999-2004
Ibrahim Hosen
1917-2001
Ulama fikih, pemrakarsa dan rektor (1971-1977) PTIQ dan IIQ di Jakarta
Idham Chalid
1921-2004
Tokoh NU, ketua PPP (1973), ketua DPR/MPR RI (1971-1977), ketua DPA
Ilyas Ruchiyat
1934
Ulama dan Rais Am Syuriah PBNU (1992-1999)
Imam Bonjol, Tuanku
1772-1864
Ulama dan pemimpin Perang Paderi melawan Belanja
Imam Zarkasyi
1910-1986
Ulama dan salah seorng pendiri Pondok Modern Gontor
Isa An Anshari, Muhammad
1916-1969
Ulama dan politikus Indonesia dari Maninjau, Sumatera Barat
Ismail al-Khalidi an-Naqsyabandi
1811-1926
Ulama, penyebar Tarekat Naqsyabandiyah di Sumatera dan Semenanjung Malaka
Ismail Hasan Metareum
1929-2005
Ketua umum PPP (1984-1994 dan 1994-1999) dan ketua umum HMI (1957-1960)
Jambek, Muhammad Jamil
1860-1947
Pelopor pembaru Islam di Minangkabau dan ahli ilmu falak
Jambek, Sa'adoedin
1911-1977
Guru, ahli ilmu hisab dan rukyat Indonesia
Jassin, Hans Bague
1917-2000
Kritikus, sastra dan sastrawan Indonesia
Kahar Muzakkir, Abdul
1908-1973
Intelektual, tokoh Muhammadiyah dan Masyumi, anggota BPUPKI dan Konstituante
Lukman Harun
1934-1999
Tokoh Muhammadiyah dan cendekiawan muslim dari Payakumbuh, Sumatera Barat
Mahmud Yunus
1899-1982
Tokoh pendidikan dan pemrakarsa PTAIN (Perguruan Tinggi Agama Islam Negeri)
Mas Mansur
1896-1946
Ulama dan ketua umum PB Muhammadiyah (1936-1942)
Masykur
1902-1992
Toko NU dan menteri Agama RI selama empat periode
Mohamad Roem
1908-1983
Tokoh agama dan politikus
Mukti Ali, A.
1923-2004
Menteri Agama RI Kabinet Pembangunan I dan Kabinet Pembangunan II
Munawir Sjadzali
1925-2004
Menteri Agama RI Kabinet Pembangunan IV dan Kabinet Pembangunan V
Natsir, Mohammad
1908-1993
Ulama, negarawan, dan politikus muslim
Nurcholish Madjid
1939-2005
Cendekiawan muslim, tokoh pembaruan Islam, dan pendiri Ponpes al-Furqan
Pabbaja, Muhammad Abduh
1928
Ulama, pembina Dar ad-Dakwah wa al-Irsyad (DDI), dan pendiri Ponpes al-Furqon
Palimokayo, Mansoer Daoed Datuk
1905-1985
Ulama, toko adat Minangkabau,dan diplomat Indonesia
Prawoto Mangkusasmito
1910-1970
Tokoh politik dan pendidikan dari Magelang, Jawa Tengah
Quraish Shihab, Muhammad
1944
Ulama, cendekiawan, ahli tafsir Al-Qur'an, rektor dan guru besar IAIN/UIN
Rahmah el-Yunusiyyah
1900-1969
Tokoh pendidikan, pendiri Madrasah Diniyah Puteri di Sumatera Barat, dan
Raja Ali Haji
1809-1870
Ulama dan sastrawan Melayu dari Riau
Rasjidi, Mohammad
1915-2002
Filsuf, ulama, guru besar, dan menteri Agama RI ke-1
Rasuna Said, H.R.
1910-1965
Pendidik, pejuang, dan pahlawan nasional
Rohana Kudus
1884-1972
Perintis pergerakan wanita Islam dan wartawati
Sahal Mahfudz
1937
Rais Am Syuriah PBNU (1999), ketua umum Dewan Pimpinan MUI (2000-)
Saifuddin Zuhri
1919-1986
Kiai, pendidik, ulama, aktivis sosial-politik NU, dan menteri Agama RI selama lima
Saleh Darat Semarang, Muhammad
1820-1903
Ulama dari Jawa Tengah dan pelopor penerjemahan Al-Qur'an bahasa Jawa
Samanhudi
1868-1956
Pendiri Sarekat Dagang Islam (SDI) di Solo, Jawa Tengah
Singodimedjo, Kasman
1904-1982
Pejuang dan politikus Islam dari Purworejo, Jawa Tengah
Subchan Z.E.
1931-1973
Tokoh pembaru politik NU dari Malang, Jawa Timur
Sulaiman ar-Rasuli
1871-1970
Ulama ahlusunah wal jamaah dan mazhab syafi'I dan pemimpin tarekat
Sutan Mansur, Ahmad Rasyid
1895-1985
Ulama dan tokoh Muhammadiyah dari Sumatera Barat
Syafi'I Ma'arif, A.
1935
Sejarawan, ketua PP Muhammadiyah (sejak 2000)
Syarifuddin Prawiranegara
1911-1989
Politikus muslim, negarawan, dan pemimpin Pemerintah Darurat Republik
Tajul Arifin, Sahibul Wafa'
1915
Pemimpin Pesantren Suralaya, Tasikmalaya, Jawa Barat
Tarmizi Taher
1936
Dai, menteri Agama Kabinet pembanguan VI (1998-1998), perwira TNI-AL
Taufik Abdullah
1936
Sejarawan, peneliti, dan ketua LIPI (2000-2003)
Thaib Umar, Muhammad
1874-1920
Ulama pembaru dan tokoh pembaruan pendidikan Islam dari Sumatera Barat
Tjokroaminoto, Oemar Said
1882-1934
Tokoh pergerakan Indonesia dan pemimpin sarekat Islam
Wahab Hasbullah, Abdul
1888-1971
Ulama Jawa Timur, pendiri NU, dan pengasuh Ponpes Tambakberas, Jombang
Wahid Hasyim, Abdul
1914-1953
Ulama, tokoh NU, dan menteri Agama pada tiga kabinet (1949-19520
Zaenal Mustofa
1907-1944
Pemimpin pesantren di Singaparna, Jawa Barat, dan pejuan pada masa
Zainal Muttaqien, Engkin
1925-1985
Ulama, mubaliq, pendidik, dan cendekiawan Islam
Zainuddin M.Z.
1951
Ulama, dai "sejuta umat", dan ketua Partai Bintang Reformasi
Zakiah Daradjat
1929
Ahli pendidikan Islam, guru besar psikoterapi IAIN Jakarta, dan intelektual muslim